Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Moms, apakah Anda pernah melihat anak balita Anda menyakiti dirinya seperti, seperti memukul kepalanya dengan tangan? Atau malah si kecil suka membenturkan kepalanya ke dinding ataupun ke lantai hingga ia menangis?
ADVERTISEMENT
Melihat kejadian itu tentunya bisa membuat orang tua panik. Tak jarang, mereka pun khawatir anak balitanya memiliki masalah psikologis. Lantas, harus bagaimana, ya?
Moms, tenang dulu, karena ini sebenarnya adalah hal yang wajar terjadi pada anak balita. Dikutip dari Baby Center, sekitar 20 persen bayi dan balita sengaja membenturkan kepala atau memukul kepalanya sendiri. Biasanya hal ini mungkin terjadi ketika ia berusia 6 bulan dan memuncak di usia 18-24 bulan.
Tapi, kenapa mereka melakukan hal itu?
Kondisi ini bisa saja terjadi karena si kecil sedang frustasi, Moms. Ya, ketika anak tumbuh dari bayi ke balita, mereka secara perlahan mulai menjelajah lingkungan sekitarnya dan mencoba mengomunikasikan keinginan atau kebutuhan mereka. Tapi, karena si kecil belum bisa mengutarakan keinginannya melalui kata-kata dan kemampuannya masih terbatas, alhasil ada balita yang melampiaskannya dengan cara memukul kepalanya sendiri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hal ini bisa saja dilakukan karena ia sedang mencari perhatian Anda, anggota keluarga lain, atau orang di sekitarnta, Moms. Saat ia memukul kepalanya sendiri, tentu Anda akan melarangnya. Namun rupanya, hal ini membuat anak merasa senang untuk melakukannya berulang kali karena mendapat perhatian Anda.
Ketika menghadapi situasi seperti ini, Anda sebaiknya jangan abaikan anak balita Anda ya, Moms. Ya, Anda sebaiknya perhatikan terlebih dulu hal apa yang membuatnya kesal atau marah. Bisa saja ia merasa kesal karena dilarang melakukan sesuatu, atau mungkin karena ia merasa lelah atau lapar.
Untuk itu, sebelum ia memukul wajahnya, Anda dapat mencegah dengan melindungi kepalanya dengan tangan Anda. Selain itu, cobalah untuk dijadikan evaluasi, siapa tahu, selama ini Anda memang luput memberikannya perhatian pada hal-hal tertentu.
ADVERTISEMENT
Berikanlah si kecil pemahaman dengan bahasa yang sederhana tentang bahaya melukai dan menyakiti diri sendiri. Ingat, jangan pernah menggunakan amarah atau menghukum anak balita Anda ketika ia melakukan hal tersebut. Bicaralah dengan tenang supaya keadaan tidak semakin buruk.
Di samping itu, memukul kepalanya sendiri juga bisa menjadi suatu tanda ia sedang merasa sakit. Ya, bisa karena ia sedang tumbuh gigi atau infeksi telinga, misalnya. Memukul sendiri rupanya dapat membantu anak balita merasa lebih baik.
Kendati beberapa hal di atas tak perlu Anda khawatirkan secara berlebihan, namun Anda patut curiga jika hal ini disertai dengan adanya ketidaktertarikan anak dalam berkomunikasi dengan Anda atau orang di sekitarnya, kehilangan kemampuan fisik, bahasa atau keterampilan lainnya. Sebab, kondisi ini mungkin saja jadi tanda awal anak Anda mengalami gangguan perkembangan, seperti autisme . Bila sudah begitu, segera bawa anak ke dokter untuk mendapat diagnosis lebih lanjut.
ADVERTISEMENT