Kenapa Anak Menangis saat Bangun Tidur Siang?

8 Oktober 2020 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak tantrum dan menangis.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak tantrum dan menangis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Apakah anak Anda -terutama yang berusia balita, masih rutin tidur siang? Bila ya, bagus lho! Tidur siang, balik untuk mendukung tumbuh kembangnya.
ADVERTISEMENT
Namun tak jarang, sesi tidur siang berakhir dengan kehebohan karena si kecil bangun dengan kondisi menangis. Bahkan ada anak yang sampai menjerit-jerit memanggil orang tua atau pengasuhnya. Kalau satu dua kali mungkin tidak apa-apa ya, tapi bagaimana jika kondisi ini kerap terjadi bahkan hampir selalu?
anak menangis Foto: Shutterstock

Kebutuhan Tidur Anak

Moms, sebelum membahas lebih jauh soal masalah anak balita yang menangis saat bangun tidur, ada baiknya kita memahami tentang kebutuhan tidur anak. Mengutip Romper, American Academy of Sleep mengatakan, anak-anak berusia 1 hingga 2 tahun memang harus tidur sekitar 11 hingga 14 jam sehari dan anak-anak berusia 3-5 tahun harus tidur sekitar 10 hingga 13 jam dalam sehari.
Banyak anak usia 2 tahun tidur siang sekitar dua jam sehari dan banyak anak usia 3 tahun tidur siang sekitar satu jam sehari. Tapi tidak semua anak mungkin memenuhi standar kebutuhan tidur tersebut. Hal inilah yang bisa menyebabkan anak menangis saat bangun dari tidurnya.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak yang kurang tidur menjadi sangat rewel, seperti orang dewasa yang kurang tidur," kata dokter anak dan penulis David L. Hill, MD.

Kebutuhan Lain Yang Tak Terpenuhi

Bila Anda yakin si kecil mendapatkan waktu tidur yang mereka butuhkan, kemungkinan ada penyebab lain kondisi ini terjadi. Salah satunya mungkin kebutuhan eksternal balita tak terpenuhi.
"Ketidaknyamanan seperti suhu ruangan, anak mengalami infeksi, sedang tumbuh gigi, merasa cemas, stres akibat pengasuh baru dan pelatihan toilet, bisa jadi alasan anak menangis saat bangun tidur. Selain itu, popok yang basah atau kotor, kurangnya perhatian saat si kecil tidur dan orang tua jauh dari jangkauan anak, juga bisa juga jadi faktornya," kata Hill.
ADVERTISEMENT
Amy Liu , MD, MPH, asisten profesor di Departemen Pediatri Umum dan Kedokteran Remaja di Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina, Amerika Serikat mengatakan, alasan lainnya karena anak kebingungan.
"Biasanya ini terjadi beberapa jam setelah bangun tidur atau saat Anda membangunkan anak yang sedang tidur. Mereka akan bangun, mengerang, menangis, dan tampak tertekan bila Anda tidak langsung menghiburnya 30 menit setelahnya," paparnya.
Ilustrasi anak bangun tidurFoto: Shutterstock

Kualitas Tidur yang Buruk

Kualitas tidur yang buruk bisa menjadi pemicu anak menangis setelah bangun tidur siang. Misalnya dia tak cukup tidur di malam hari, sementara di siang harinya dia juga kurang tidur, hal itu bisa berefek pada emosinya. Anak balita yang kurang tidur, bisa membuat mereka lelah keesokan harinya dan menyebabkan masalah dengan tidur siangnya.
ADVERTISEMENT
"Ketika anak-anak kelelahan atau stres, ia bisa mengalami gangguan tidur yang lebih parah. Baik itu muncul di siang hari maupun malam hari," kata Casares.
Untuk meningkatkan kualitas tidur dan agar tidak mengganggu anak, Liu menyarankan orang tua untuk mematuhi rutinitas yang konsisten, termasuk waktu bangun yang teratur, waktu makan, waktu tidur siang, dan waktu tidur malam. Sebab perilaku anak sangat dipengaruhi oleh rutinitas, termasuk rutinitas bangun mereka, Moms.
"Apapun yang Anda lakukan untuk membantu anak Anda tidur akan menjadi rutinitas. Jadi cobalah untuk membiarkan anak Anda menangis sebentar sebelum tidur di malam hari dan lihat apakah hal tersebut akan mengubah perilaku mereka di siang harinya," kata Hill.
Jika hal tersebut terus berlanjut, disertai dengan gerakan tubuh atau perilaku yang tidak biasa pada si kecil, sebaiknya segera temui dokter anak Anda.
ADVERTISEMENT