Kenapa Balita Kerap Tertarik dengan Makanan di Piring Ibunya?

8 November 2024 15:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi makan bareng keluarga Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makan bareng keluarga Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap anak memiliki pengalaman makan yang berbeda-beda, termasuk ketika ia makan bersama kedua orang tuanya. Tetapi, pernahkah Anda mengalami si kecil sudah punya makanan sendiri, tetapi justru lebih tertarik dengan makanan yang berada di piring ibunya?
ADVERTISEMENT
Romper melansir, ada beberapa kemungkinan yang membuat anak balita melakukan itu, Moms. Penulis buku Dinnertime SOS, Amy Palanjian, mengungkapkan anak memiliki rasa penasaran yang tinggi. Sehingga, meski menu yang dimakan bersama keluarga sama, tetapi ada kalanya ia tertarik pada makanan di piring orang tuanya.
Jangan langsung kesal atau bahkan memarahi anak balita Anda ketika ia jadi ‘salah fokus’ pada makanan lain milik Anda.
Selain itu, apa lagi alasan di balik perilaku unik balita yang kerap tertarik pada makanan di piring orang lain?

Alasan Balita Lebih Tertarik pada Makanan di Piring Orang Tuanya

Anak-anak tidak hanya suka meniru perilaku orang lain, termasuk orang-orang yang mereka percayai. Tetapi, perlu diingat, balita masih belum bisa mengerti batasan. Sehingga, ia mungkin melakukannya karena ia sedang mencari perhatian dan bentuk sayang kepada ibunya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Anak Menyuapi Bayi Makan. Foto: Shutterstock
Maka dari itu, Palanjian menyarankan agar ibu bisa menggunakan piring yang sama dengan anak-anaknya. Sehingga, ia akan melihat tidak ada yang berbeda pada makanan di piringnya dan piring anggota keluarga yang lain.
Anda juga bisa menyediakan alat makan yang unik dan lebih menarik perhatiannya. Misalnya, sendok dengan karakter animasi favoritnya.
Dan yang paling penting adalah bagaimana kita sebagai orang tua harus bereaksi. Ketika Anda lagi makan, namun tiba-tiba ‘direcoki’ anak dengan tiba-tiba makanan Anda diambil, sebaiknya hindari merespons dengan emosi.
Palanjian menyarankan agar ketika merasa terganggu dengan perilaku anak, maka coba untuk menunda lebih dulu waktu makan bersama. Ia yakin bahwa meski penelitian menunjukkan makan bersama keluarga memiliki manfaat yang banyak, tetapi kita bisa memutuskan agar anak bisa punya waktu makan sendiri terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Selama fase tersebut, jelaskan kepada anak mengapa ia tidak boleh mengambil sembarangan makanan di piring orang lain. Ketika ia merasa penasaran dengan makanan di piring ibunya, cari tahu alasannya. Apakah ia penasaran dengan rasanya sama atau tidak, ataupun ingin mencoba makan di piring yang sama dengan ibunya.
“Makan bersama secara rutin atau sesekali tetap memberikan banyak manfaat. Jadi, kurangi stres ketika lagi waktu makan. Mengelolanya kadang sulit, tetapi anak akan mendapat manfaat yang jauh lebih banyak ketika orang tua tidak terbebani oleh orang tuanya,” tutup Palanjian.