Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Usia balita merupakan momen ketika anak senang mengeksplorasi hal-hal baru. Biasanya, si kecil akan mengamati hal-hal di sekitarnya dan mencoba melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan orang tua atau orang lain di sekitarnya. Misalnya saja, ketika melihat ayah sedang mencuci mobil, terkadang balita ingin mencoba menirunya dan mengikuti apa yang dilakukan ayah.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, tingkah laku balita yang suka meniru tersebut kerap terlihat menggemaskan. Namun, tak sekadar ikut-ikutan, peniruan tersebut ternyata juga bermanfaat untuk tumbuh kembangnya, lho. Simak penjelasan berikut ini sebagaimana dikutip dari Parents.
Penyebab Balita Suka Meniru
Menurut Daniel B. Kessler, MD, direktur pediatri perkembangan dan perilaku di Pusat Kesehatan Anak Rumah Sakit St. Joseph, Phoenix, Amerika Serikat, balita umumnya menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengamati dan memproses informasi dari lingkungan sekitarnya.
“Beberapa anak menghabiskan banyak waktu mengamati dan memproses informasi sebelum mereka mencoba sesuatu,” ungkapnya.
Pada awalnya, balita akan meniru apa pun yang dilakukan oleh ayah atau ibu tanpa memahami perbedaan gender orang tuanya. Namun setelah usia 3 tahun, mereka mulai meniru tindakan orang lain berdasarkan gendernya, misalnya anak laki-laki meniru ayah dan anak perempuan meniru ibu. Hal ini menjadi dasar untuk membangun identitas gender pada anak. Selain itu, meniru juga dapat mengembangkan keterampilan bahasa dan sosial si kecil.
ADVERTISEMENT
“Peniruan sangat penting untuk pengembangan kemampuan, mulai dari bahasa hingga keterampilan sosial,” kata Lisa Nalven, MD, dokter anak perkembangan dan perilaku di Valley Center for Child Development, Ridgewood, New Jersey.
Uniknya, anak sebenarnya sudah belajar meniru sejak bayi, Moms. Namun, keterampilan tersebut memuncak saat ia berusia 1 tahun.
“Peniruan dimulai saat lahir. Banyak bayi baru lahir, misalnya, meniru gerakan wajah seperti menjulurkan lidah. Tetapi, usia 1 tahun menandai awal dari peniruan sejati atau peniruan dengan niat. Seorang anak berusia 1 tahun memahami bahwa Tindakan yang dia tiru memiliki arti penting,” jelas Howard Klein, MD, direktur pediatrik perilaku di Rumah Sakit Sinai, Baltimore, Amerika Serikat.
Menurut dr. Klein, tahapan meniru pada anak usia 1 tahun yaitu mengamati dan mendengarkan, memproses informasi, mencoba meniru, dan berlatih. Misalnya saja, saat orang tua mencontohkan bagaimana memanggil ibu atau ayah, balita akan mendengarkan terlebih dahulu, kemudian mencoba meniru dan berlatih agar dapat memanggil orang tua dengan panggilan yang diajarkan.
ADVERTISEMENT
“Balita mulai mempersempit suara menjadi suara yang masuk akal, seperti mama atau ibu,” kata dr. Klein.
Nah Moms, karena balita suka meniru, dr. Klein mengingatkan agar orang tua bisa menjadi panutan yang baik. Tujuannya agar si kecil bisa meniru tindakan yang positif.
“Orang tua dari harus selalu mengawasi balita. Selama periode perkembangan kritis ini, penting untuk mencontohkan perilaku terbaik Anda,” pungkasnya.