Kenapa Bayi ASI Muntah-muntah Setelah Menyusu?

6 November 2021 11:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi muntah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi muntah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bayi yang mendapatkan cukup ASI setelah menyusu, biasanya tampak tenang dan tidak rewel. Setelah kenyang, si kecil pun akan terlihat puas bahkan mungkin mengantuk hingga akhirnya tertidur, Moms.
ADVERTISEMENT
Namun, bagaimana jika ternyata bayi justru muntah-muntah setelah menyusu? Apakah ini bisa menjadi salah satu tanda gangguan kesehatan pada bayi? Yuk, simak beberapa penyebabnya di sini.

Penjelasan soal Penyebab Bayi ASI Muntah-muntah Setelah Menyusu

Ilustrasi bayi muntah. Foto: Shutter Stock
Bayi yang muntah-muntah setelah menyusu bisa jadi mengalami alergi susu sapi. Artinya, bayi bereaksi negatif terhadap protein dalam susu sapi yang dikonsumsi ibu dan masuk ke dalam ASI.
Mengutip Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), protein susu sapi memang alergen yang paling sering menimbulkan reaksi pada bayi. Protein dalam susu sapi yang sering memicu alergi mencakup laktoglobulin, kasein, albumin serum sapi, dan laktalbumin.
Apalagi sebelum usia 6-9 bulan, usus bayi mudah ditembus protein asing. Ini seperti kain kasa yang berlubang-lubang, jika ditaburi tepung atau gula pasir ke atasnya, dengan mudah bahan-bahan ini menembus permukaan kain kasa tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun selain muntah-muntah, ada beberapa gejala lain jika memang bayi alergi susu sapi. Seperti diare, kolik, tinja berdarah, pilek, batuk, asma, hingga gejala kulit berupa eksim atau kaligata.

Cara Menghadapi Bayi yang Alergi Susu Sapi

Ilustrasi Bayi Muntah Foto: Pixabay
Salah satu cara agar alergi pada bayi ASI tidak kambuh, maka Anda sebaiknya tidak minum susu sapi dan turunan produknya. Sebab, protein dari makanan yang Anda konsumsi dapat muncul dalam ASI dalam waktu 3-6 jam setelah memakannya.
Children’s Hospital of Philadelphia melansir, jika Anda menghentikan konsumsi makanan pemicu alergi, maka protein akan hilang dari ASI dalam 1-2 minggu dan gejala alergi bayi umumnya akan perlahan membaik.
Sehingga, ibu dianjurkan untuk berhenti mengonsumsi susu sapi selama 7-10 hari, dan melihat respons bayi. Jika tidak ada perbaikan, ibu dapat mulai mengonsumsi produk susu kembali, karena berarti bukan itu penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, jika memang bayi memiliki alergi susu sapi, sampai kapan sebaiknya ibu tidak mengonsumsi produk-produk yang mengandung susu sapi? Biasanya seiring bertambahnya usia bayi, mereka akan lebih tahan terhadap protein susu sapi yang menyebabkan alergi.
Apalagi menyusui bayi secara eksklusif selama enam bulan pertama dapat menurunkan risiko alergi. Sehingga, menurut La Leche League International (LLLI), banyak dari para ibu yang mencoba memberikan susu sapi atau mengkonsumsi kembali susu sapi saat si kecil mulai MPASI di usia 6 bulan atau saat disapih di usia 2 tahun.