Kenapa Bayi Tidak Boleh Pakai Empeng?

21 November 2020 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Empeng dan dot bayi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Empeng dan dot bayi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada beberapa benda yang sangat identik dengan bayi, salah satunya adalah empeng atau pacifier. Apakah Anda juga salah satu yang membelikan benda tersebut untuk bayi?
ADVERTISEMENT
Meski sangat umum digunakan, beberapa ibu ternyata masih ragu untuk memberikannya pada bayi. Pasalnya, penggunaan empeng masih menjadi pro dan kontra.
Lantas, bayi lebih baik diberi empeng atau tidak, ya?

Pro Kontra Penggunaan Empeng pada Bayi

Ilustrasi Empeng Bayi Foto: Pixabay
Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dot atau empeng yang dimaksud di sini adalah pengganti puting susu (ibu) yang biasanya terbuat dari karet atau plastik.
Ya Moms, dot memang dapat menenangkan bayi ketika rewel atau gelisah, memberikan kepuasan, serta mengurangi risiko terjadinya kematian mendadak pada bayi baru lahir atau SIDS. Pada bayi kecil yang dirawat di ruang perawatan intensif, dot selain dapat memberikan kenyamanan, mempercepat proses pemberian minum oral, juga bisa memperpendek masa rawat.
ADVERTISEMENT
Namun, diketahui bahwa dampak negatif penggunaan dot juga sangat banyak dan serius. Mulai dari penyapihan dini, peningkatan risiko infeksi saluran cerna, saluran pernafasan, maupun Otitis Media Akut (OMA) yaitu salah satu infeksi yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak.
Karena itu, menyusui bayi secara alami jauh lebih baik daripada pemberian dot.

Dampak Negatif Penggunaan Empeng pada Bayi

Bayi diberi empeng Foto: Pixabay
Dokter Spesialis Anak sekaligus Konsultan Menyusui, dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, menjelaskan bahwa penggunaan empeng maupun botol dot tidak dianjurkan untuk bayi yang masih menyusu ASI karena dapat menyebabkan bingung puting.
“Bingung puting terjadi ketika bayi lebih memilih dot daripada puting ibu. Oleh karena itu para konselor ASI tidak menganjurkan bayi yang masih menyusu dikenalkan pada dot,” jelas dr. Wiyarni yang juga Dosen Ilmu Kesehatan Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara.
ADVERTISEMENT
Meski bayi sudah tidak menyusu pun, penggunaan empeng juga tidak disarankan. Bahkan dr Wiyarni menjelaskan empeng lebih banyak membawa dampak negatif daripada manfaat.
Pada usia 0-18 bulan, bayi berada pada fase oral di mana ia memang sangat senang mengisap sesuatu di mulutnya. Oleh karena itu bayi suka mengisap jempolnya untuk mencari kenyamanan atau self soothing. Agar tidak mengisap jempol dan tidak rewel, banyak ibu menggantinya dengan empeng.
Menurut dr. Wiyarni, cara itu sebenarnya kurang bijak, Moms. Sebab, jika sudah terbiasa diberi empeng, bayi akan lebih susah disapih.
“Akan lebih susah menyapih bayi yang terbiasa diberi empeng karena ia akan mencari lagi dan lagi. Bahkan bisa lebih susah daripada menyapih dari ASI,” jelas dr Wiyarni.
ADVERTISEMENT
Memberikan empeng kepada si kecil juga bisa diikuti risiko kesehatan. Jika tidak ada yang mengawasi, bayi bisa saja memasukkan lagi empeng yang jatuh ke dalam mulutnya. Hal inilah yang berisiko menyebabkan gangguan kesehatan bayi, seperti diare.