Kenapa Ibu Jadi Punya Bau Badan Setelah Melahirkan?

5 Maret 2023 17:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bau badan setelah melahirkan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bau badan setelah melahirkan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setelah melahirkan, ibu akan mengalami perubahan hormon secara bertahap. Hal itu bisa memberikan efek pada kondisi fisik ibu, salah satunya untuk memproduksi ASI.
ADVERTISEMENT
“Perubahan hormonal terjadi secara dramatis pada periode postpartum, dengan penurunan estrogen dan progesteron yang cepat serta peningkatan prolaktin untuk menghasilkan ASI,” jelas Banafsheh Bayati, MD, OB/GYN, FACOG, obgyn bersertifikat yang berpraktik di Santa Monica, California, sebagaimana dikutip dari Verywell Family.

Penyebab Ibu Jadi Punya Bau Badan Setelah Melahirkan

Ilustrasi ibu punya bau badan setelah melahirkan. Foto: Shutterstock
Tak hanya mempengaruhi produksi ASI, perubahan hormon ternyata juga dapat mempengaruhi produksi keringat, lho. Akibatnya, beberapa ibu pun kerap mengalami masalah bau badan setelah melahirkan.
“Seorang wanita hamil memperoleh hingga 10 pon (4,5 kg) cairan ketuban, darah, dan cairan lainnya. Begitu bayinya lahir, cairannya perlu pergi ke suatu tempat. Karena itu, wanita sering mengalami peningkatan keringat. Ini adalah cara tubuhnya membuang kelebihan cairan ini,” jelas Damian Pat Alagia III, MD, MS, MBA., direktur medis untuk kesehatan wanita di Quest Diagnostics.
ADVERTISEMENT
Dengan meningkatnya keringat, ada kemungkinan bau badan juga meningkat. Hal itu kurang lebih sama seperti saat pubertas saat masa usia praremaja.
“Tubuh pascapersalinan membawa bau yang mungkin dikacaukan dengan bau badan yang berhubungan dengan keringat,” kata dr. Alagia.
Selain faktor hormon, bau badan pada ibu setelah melahirkan juga dipengaruhi oleh kondisi mental. Ya Moms, ibu yang mengalami stres dan kecemasan pascapersalinan cenderung mengalami peningkatan bau badan.
“Kelelahan, seperti bagi banyak wanita, itu mengarah pada peningkatan hormon stres, kecemasan, dan sejenisnya, yang berkontribusi pada keringat dan bau badan,” jelas Christina Burns, L.Ac, FABORM, dokter yang ahli dalam obat-obatan China.
Meski begitu, Anda tak perlu khawatir dengan masalah bau badan, Moms. Pasalnya, aroma tersebut akan menjadi petunjuk bagi bayi untuk menyusui. Selain itu, hal itu juga menjadi dasar untuk membangun bonding antara ibu dan bayi baru lahir.
ADVERTISEMENT
“Bayi juga memiliki indra penciuman yang tajam dan feromon serta bau badan yang mungkin merupakan sinyal penting untuk waktu bonding ibu dan bayi baru lahir,” kata dr. Bayati.
Selain itu, masalah bau badan tersebut umumnya juga akan menghilang saat ibu mulai menstruasi kembali sebagai tanda bahwa hormon sudah stabil.
“Biasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan bau ketiak. Ini menandakan hormon rendah, ketidakseimbangan stress, dan masalah sistem pencernaan. Tidak ada yang mengancam nyawa,” ujar dr. Burns.
Namun, jika bau badan tersebut disertai dengan gejala lain, seperti demam, rasa sakit di area jahitan, hingga keputihan, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter ya, Moms.