Kenapa Kulit Bayi Kuning?

12 April 2021 9:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi kuning. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi kuning. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebagian besar orang tua baru dilanda rasa khawatir saat melihat kulit bayi berwarna kuning. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan bayi baru lahir yang tampak lemas atau seolah-olah bayi ingin tidur terus dan malas menyusu.
ADVERTISEMENT
Bila hal ini terjadi pada si kecil, cobalah untuk tetap tenang. Karena dalam kebanyakan kasus, kondisi ini tak membahayakan si kecil, Moms. Meski begitu, orang tua tetap perlu waspada karena kondisi bayi kuning juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan hingga kerusakan otak apabila tidak ditangani dengan segera.
Jadi mana yang normal dan berbahaya? Baca terus yuk, untuk memahaminya.

Alasan Kenapa Kulit Bayi Kuning

bayi kuning atau jaundice Foto: Shutterstock
Orang tua perlu memahami, kondisi kulit bayi kuning dalam dunia medis biasanya dikenal dengan istilah jaundice atau ikterus. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya penumpukan kadar bilirubin atau zat kuning yang berlebihan pada jaringan.
Seharusnya, bilirubin dibuang bersama kotoran, namun karena organ hati bayi belum bekerja secara sempurna layaknya orang dewasa, maka kondisi ini memicu tingginya kadar bilirubin pada bayi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya kulit bayi saja, tapi warna kuning juga bisa tampak pada sklera (bagian putih mata). Umumnya, kuning mulai terlihat pada wajah dan sklera, lalu meluas secara sefalokaudal (dari atas ke bawah), mulai dari atas hingga ke bawah arah dada, perut, dan ekstremitas (anggota gerak).
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam laman resminya juga menjelaskan, biasanya bayi akan mengalami kuning di usia 2-7 hari. Hampir 60 persen bayi baru lahir yang sehat pun mengalami kuning. Adapun penyakit kuning dapat dikatakan parah bila kadar bilirubinnya mencapai 25 mg/dL. Sementara itu, batas normalnya adalah sekitar 12 mg/dL.

Cara Atasi Kuning pada Kulit Bayi

menyusui bayi Foto: shutterstock
Jika bilirubin bayi mencapai 20 mg/dL, dokter mungkin akan menyarankan bayi menjalani terapi sinar. Tapi sebenarnya, kulit bayi yang kuning dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari (7-10 hari) tanpa pengobatan apa pun.
ADVERTISEMENT
Hal ini disarankan oleh Dokter Spesialis Anak, dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, SpA., atau akrab disapa dr. Tiwi. Menurutnya, menyusui atau memberi bayi ASI sesering mungkin dapat membantu si kecil membuang bilirubinnya secara alami lewat tinja.
dr. Tiwi juga mengungkapkan bahwa pemberian ASI dapat menurunkan kadar bilirubin. ASI juga mengandung zat seperti 'pencahar yang membuat bayi sering mengeluarkan kotoran yang membawa bilirubin.
Selain itu, dr. Tiwi menyarankan agar Anda dapat menjemur si kecil di bawah matahari pagi sekitar 10-15 menit. Karena hal ini dapat membantunya mengurangi kadar bilirubin di kulit.
"Matahari yang mengandung vitamin D juga baik dalam mengoptimalkan fungsi hati yang berperan dalam memproses bilirubin agar bayi tidak kuning. Lindungi mata bayi dari sorot matahari secara langsung," kata dr. Tiwi dalam laman resminya.
ADVERTISEMENT
Namun, segera ke dokter bila kuning pada bayi tak kunjung mereda atau disertai demam, si kecil menolak menyusu, dan bayi semakin lemas. Ini bisa jadi tanda peningkatan bilirubin yang dapat membuat bayi kejang.