news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kenapa Migrain Kerap Terjadi saat Menstruasi?

16 April 2023 14:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan alami migrain atau sakit kepala. Foto: PBXStudio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan alami migrain atau sakit kepala. Foto: PBXStudio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Moms, apakah Anda termasuk yang sering migrain saat menstruasi? Kemudian apakah setelah menstruasi selesai migrain hilang begitu saja? Nah, ternyata ada penjelasan ilmiahnya lho, kenapa migrain sering muncul saat seorang wanita mengalami menstruasi.
ADVERTISEMENT
Medical New Today melansir, para ahli telah mengetahui bahwa penurunan hormon estrogen saat menstruasi dapat memicu migrain. Jadi, selama penurunan estrogen yang terjadi pada awal menstruasi, kadar peptida terkait gen kalsitonin atau CGRP, meningkat. CGRP adalah salah satu faktor dalam migrain.

Hubungan Migrain dan Menstruasi

Penelitian ini dilakukan di Headache Center, Departemen Neurologi, Charité Universitätsmedizin Berlin di Jerman, terhadap 180 wanita.
Para peneliti membagi peserta secara merata dalam tiga kelompok:
- Wanita dengan siklus menstruasi teratur
- Wanita yang menggunakan kontrasepsi
- Wanita yang telah menopause.
Kemudian, wanita dengan usia yang sama dan tidak mengalami migrain, dijadikan sebagai kelompok kontrol.
Ibu hamil sering mengalami migrain Foto: Shutterstock
Untuk menilai tingkat CGRP, para peneliti menganalisis sampel darah dan air mata yang diambil dari peserta penelitian. Mereka mengambil sampel dari peserta dengan siklus menstruasi teratur selama menstruasi dan ovulasi, ketika kadar hormon masing-masing paling rendah dan paling tinggi.
ADVERTISEMENT
Untuk wanita yang menggunakan kontrasepsi, mereka mengumpulkan sampel kira-kira pada hari ke-4 dari interval bebas hormon peserta, dan sekali lagi selama hari ke 7–14 dari asupan hormon mereka. Kemudian untuk wanita yang sudah menopause, sampel diambil sekali saja pada hari yang acak.
Hasilnya, wanita dengan migrain dan siklus menstruasi teratur memiliki CGRP yang jauh lebih banyak — 5,95 pikogram per mililiter (pg/ml) — dalam darah mereka selama menstruasi dibandingkan wanita yang tidak mengalami migrain — 4,61 pg/ml.
Selama ovulasi, saat kadar hormon berada pada puncaknya, kadar CGRP menurun, sejalan dengan berhentinya serangan migrain yang biasanya terjadi setelah menstruasi.
Pola yang sama berlaku untuk sampel air mata. Wanita dengan migrain yang memiliki siklus menstruasi teratur memiliki CGRP 1,20 nanogram per mililiter (ng/ml), sedangkan wanita tanpa migrain memiliki 0,4 ng/ml.
ADVERTISEMENT
Peserta yang menggunakan kontrasepsi dan wanita pascamenopause tidak menunjukkan peningkatan kadar CGRP yang sama, terlepas dari apakah mereka mengalami migrain atau tidak. Hal ini menunjukkan bahwa serangan migrain yang dialami oleh perempuan dalam kelompok ini kemungkinan besar tidak dipicu oleh CGRP.
“Hipotesis kami adalah, pada pasien tersebut, jalur nyeri lain memainkan peran yang lebih penting daripada CGRP. Padahal, ada beberapa neuropeptida yang bisa memicu serangan migrain pada manusia. Ini hanya spekulatif pada tahap ini dan harus diperiksa dalam studi lebih lanjut.” kata penulis utama penelitian tersebut, Dr. Bianca Raffaelli.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa migrain cenderung terjadi pada wanita yang mengalami menstruasi teratur. Sedangkan wanita yang menggunakan alat kontrasepsi dan wanita yang sudah menopause, cenderung tidak mengalaminya. Kalaupun mereka migrain saat menstruasi, penyebabnya bukanlah menstruasi itu sendiri, Moms.
ADVERTISEMENT
****
Dapatkan informasi terupdate seputar dunia parenting dan motherhood setiap hari hanya di Moms Update! Cari tahu informasi lengkapnya di media sosial kumparanMOM! Klik di sini