Kenapa Ya Nenek Bisa Sangat Menyayangi Cucunya? Ini Penjelasan Studinya!

3 November 2023 11:45 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang nenek bersama cucunya. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang nenek bersama cucunya. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Coba diingat-ingat, reaksi apa yang ditunjukkan oleh kakek dan nenek saat cucu-cucunya datang? Pasti mereka kegirangan dan langsung mengajak bermain, deh!
ADVERTISEMENT
Bukan rahasia lagi kalau kakek dan nenek bisa begitu menyayangi cucu-cucunya. Bahkan ada penelitian yang mengungkapkan rasa sayang nenek bisa begitu besar pada cucunya. Kenapa, ya?
Seorang psikolog sekaligus profesor di Departemen Antropologi, Psikiatri dan Ilmu Perilaku Emory University, James Rilling, menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi di dalam otak nenek ketika ada cucunya. Penelitian dilakukan dengan pemindaian otak 50 nenek saat mereka melihat cucu-cucunya.
Lantas, apa hasil dari penelitian tersebut?

Hasil Penelitian Kenapa Nenek Bisa Begitu Menyayangi Cucu dan Bahkan Jadi Sosok Penolong

Penelitian yang dilakukan Rilling berfokus pada gambaran saraf yang langka, dan bertujuan mengidentifikasi ikatan khusus antara nenek dan cucu mereka.
"Yang benar-benar menonjol dalam data ini adalah aktivasi di daerah otak yang berkaitan dengan empati emosional," ucap Rilling kepada pusat berita Emory College, dikutip dari Motherly.
Ilustrasi seorang nenek bersama cucunya. Foto: Shutter Stock
"Hal ini menunjukkan bahwa nenek cenderung merasakan apa yang dirasakan cucunya saat mereka berinteraksi. Jika nenek melihat cucunya tersenyum, berarti ia ikut merasakan kegembiraan cucunya. Dan jika cucunya sedang menangis, sang nenek bisa ikut merasa sakit dan kesusahan yang dialami anak tersebut," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian juga menemukan ketika para nenek melihat foto-foto anak mereka sendiri --sebagian anak kandung dan sebagian bukan--, otak mereka menunjukkan aktivasi yang lebih kuat pada area yang berkaitan dengan empati kognitif, dibandingkan dengan empati emosional.
Meskipun empati kognitif bukan berarti tidak adanya emosi, namun hal ini lebih kompleks dan masuk akal. Ini mengingat hubungan sesama orang dewasa lebih kompleks secara kognitif, dibandingkan hubungan antara kakek-nenek dengan cucu mereka.
"Anak-anak kecil kemungkinan besar telah mengembangkan sifat-sifatnya agar mampu memanipulasi tidak hanya otak ibu, tetapi juga neneknya," ungkap Rilling.
"Berbeda dengan seorang 'anak' dewasa yang tidak memiliki faktor lucu dan menggemaskan yang sama. Sehingga, mereka [para nenek] mungkin tidak mendapatkan respons emosional yang sama," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Para peneliti juga mencatat bahwa perbedaan respons emosional juga mungkin berhubungan langsung dengan kebebasan antara cucu dengan kakek-nenek, dibandingkan anak-orang tua. Misalnya, kakek-nenek merasa mereka tidak perlu merasakan tekanan waktu dan keuangan saat bersama cucu-cucu mereka, jika dibandingkan ketika mereka membesarkan anak-anak mereka sendiri.
Ilustrasi lansia, nenek dan cucu. Foto: Shutterstock
"Sehingga, mereka lebih menikmati pengalaman menjadi seorang nenek dibandingkan jadi orang tua," ucap dia.
Sementara itu, penulis penelitian lainnya Minwoo Lee danAmber Gonzalez juga meneliti otak para nenek. Hasilnya, interaksi antara nenek dengan cucunya ternyata juga berpengaruh pada sistem saraf nenek. Mereka menemukan bukti, yang bila dilihat dari ilmu saraf, bisa memengaruhi sistem otak dalam pola pengasuhan.
Misalnya, nenek yang lebih kuat mengaktifkan area yang terlibat dengan empati kognitif saat melihat foto cucunya melaporkan bahwa mereka menginginkan keterlibatan yang lebih besar dalam merawat cucunya. Meski begitu, terkait hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Rilling menyimpulkan nenek pun bisa berperan besar dalam merawat anak-anak Anda, Moms. Kondisi setiap keluarga pun berbeda-beda, begitu juga sumber supporting system pun tidak melulu harus dari suami.
"Kita sering berasumsi bahwa suami adalah supporting system terpenting, namun ini tidak selalu benar. Dalam beberapa kasus, nenek adalah sosok penolong utama," pungkasnya.