Kepala Bayi Tertinggal di Dalam Kandungan karena Maserasi, Apa Ya Maksudnya?

14 Maret 2024 15:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bayi Tertinggal di Dalam Kandungan karena Maserasi, Apa Ya Maksudnya? Foto: nimito/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bayi Tertinggal di Dalam Kandungan karena Maserasi, Apa Ya Maksudnya? Foto: nimito/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Belum lama ini ramai soal kepala bayi putus dan tertinggal di rahim. Insiden ini menimpa Mukarromah, seorang warga dari Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Nur Chotibah, menyebut bayi dalam kandungan Mukarromah itu telah meninggal dunia 7-10 hari sebelum proses persalinan. Bayi tersebut diduga mengalami proses maserasi.

Penjelasan Seputar Maserasi

Menanggapi hal tersebut, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Andrew Y Christian, SpOG, menyebut proses maserasi adalah proses pembusukan yang terjadi pada kondisi kematian janin dalam rahim atau IUFD.
Dapat dikatakan IUFD jika kehamilan sudah di atas 20 minggu atau berat badan bayi lahir di atas 500 gram. Sementara jika usia kehamilan di bawah 20 minggu atau di atas 20 minggu tapi berat janin di bawah 500 gram, disebut dengan abortus atau keguguran.
Ilustrasi ibu melahirkan. Foto: chalermphon_tiam/Shutterstock
Maserasi dibedakan derajatnya menjadi empat, yaitu:
-Kaku mayat, berlangsung 2,5 jam setelah kematian janin kemudian terjadi relaksasi pada otot.
ADVERTISEMENT
-Maserasi derajat 1, tampak kulit janin belum rusak tapi mudah lepas dan terjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih lalu beberapa saat kemudian berisi darah, berlangsung kurang dari 48 jam.
-Maserasi derajat 2, tampak gelembung-gelembung mudah lepas yang berisi cairan kecokelatan sehingga air ketuban menjadi merah coklat, terjadi lebih dari 48 jam.
-Maserasi derajat 3, terjadi lebih dari 1 minggu setelah janin mati. Badan janin sangat lemas, hubungan antar tulang-tulang sangat longgar. Edema di bawah kulit.
Salah satu cara untuk menilai perkiraan lama kematian janin sebelum persalinan yaitu dengan pemeriksaan ultrasound.
Ilustrasi janin 22 Minggu. Foto: Shutter Stock
"Melihat kejadian ini sebenarnya cukup kecil kemungkinan terjadi kepala putus pada persalinan sungsang di bayi hidup, namun pada kematian janin dalam rahim ada proses pembusukan yang terjadi sehingga membuat tubuh janin menjadi rapuh," ujar Dokter Andrew saat dihubungi kumparanMOM.
ADVERTISEMENT
Dokter Andrew menyebut, kejadian ini dapat dihindari dengan melakukan pemeriksaan untuk menilai usia kehamilan, posisi janin, dan perkiraan lama kematian, sebelum menentukan metode persalinannya.
‘’Tentu juga memperhatikan teknik persalinan sungsangnya mengingat bagian terbesar janin adalah kepala,’’ pungkasnya.