Kepribadian Anak Bungsu yang Perlu Orang Tua Pahami

4 April 2021 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu dan anak bungsu. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak bungsu. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Anak bungsu sering kali dianggap sebagai anak kesayangan oleh sebagian orang. Ya, beberapa anak bungsu mungkin saja akan tumbuh sebagai anak yang manja karena orang tua membiarkan segala sesuatunya menjadi mudah untuk mereka.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, anak bungsu cenderung menjadi anak yang berjiwa bebas dan tidak suka pada aturan. Dikutip dari Parents, Profesor Departemen Psikologi, Institut Penelitian Kepribadian dan Sosial California, Dr. Frank J. Sulloway, Ph.D mengatakan, anak bungsu memiliki ciri-ciri kepribadian seperti, sangat suka bersenang-senang, suka memanipulasi, pencari perhatian dan selalu mementingkan dirinya sendiri.

Kepribadian Anak Bungsu yang Perlu Dipahami Orang Tua

ibu memeluk anak-anak Foto: Shutterstock
Anak bungsu biasanya tidak memahami konsep mengalah dalam dirinya. Sebagai anak terakhir, mereka berpikir bahwa mereka lebih pantas mendapatkan sesuatu daripada kakak-kakaknya yang lebih dewasa. Tak heran apabila si bungsu akan tumbuh menjadi anak pemberontak, Moms.
Anak bungsu bukanlah sosok yang terkuat atau tercerdas di dalam keluarganya, jadi mereka menemukan cara lain untuk mencari perhatian orang tuanya. Mereka akan memikat orang lain dengan kepribadiannya yang ramah. Menurut Solloway, skor keramahan anak bungsu biasanya lebih tinggi daripada anak sulung, namun lebih rendah daripada anak tengah. Ya Moms, anak bungsu biasanya punya sifat yang ramah dengan orang-orang sekitar.
ADVERTISEMENT
Anak terakhir yang berjiwa bebas lebih terbuka terhadap pengalaman yang tidak biasa dan berani mengambil risiko fisik daripada kakaknya. Penelitian menunjukkan bahwa anak bungsu laki-laki lebih suka olahraga berat yang membutuhkan kekuatan fisik lebih seperti sepak bola. Sementara kakaknya mungkin menyukai olahraga ringan seperti tenis.
“Tak satu pun dari pencapaian mereka tampak original. Karena saudara mereka telah belajar berbicara, membaca, dan mengendarai sepeda lebih dulu,” kata Psikolog anak asal Amerika Serikat, Dr. Kevin Leman.
Ilustrasi kakak adik. Foto: Shutterstock
Oleh sebab itu, orang tua sering kali tidak bereaksi berlebihan saat anak bungsunya berhasil mencapai itu semua. Justru, terkadang orang tua akan berpikir mengapa anak bungsunya tidak bisa belajar lebih cepat.
Menurut Leman, anak bungsu adalah sosok yang paling sulit untuk belajar disiplin. Sebab, orang tua sering kali memanjakan anak yang terkecil dalam hal tugas dan aturan di rumah. Hal itu membuat orang tua gagal untuk menahan anak bungsunya pada standar yang sama seperti kakak-kakaknya.
ADVERTISEMENT
Pola asuh yang seperti itu bisa membuat anak bungsu memanfaatkan perannya sebagai anak kesayangan untuk memanipulasi orang lain, sebagai cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Jadi sebaiknya, perlakukan anak bungsu dengan standar yang sama dengan saudara-saudaranya, ya.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis