Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Keren! 2 Siswa SMP Ini Juarai Kompetisi Matematika dan Sains di Korea Selatan
27 Oktober 2023 13:15 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Kabar baik kembali datang dari dunia pendidikan Indonesia. Kali ini, 32 siswa SD, SMP, dan SMA, dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti ajang 17th International Mathematical Science and Creativity Conference (IMSCC) 2023 yang diadakan di Gwocheon National Science Museum, Korea Selatan pada 21 Oktober 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
Mereka terbagi dalam 19 tim dan berhasil membawa pulang 14 medali dari kompetisi matematika dan sains itu. Keempat belas medali itu yakni 1 grand award, 4 medali emas, 4 medali perak, 3 medali perunggu, dan 2 medali encouragement.
Nah, untuk tim peraih grand award--yang merupakan penghargaan tertinggi di ajang tersebut-- adalah dua siswa SMP Kharisma Bangsa. Mereka adalah Akhtar Ma’ruf Sumadiwangsa dan Gavin Syafi Anggakara yang tergabung dalam tim Edusteam1. Akhtar dan Gavin mengikuti kategori lomba Invention Maker dan menjadi satu-satunya tim perwakilan Indonesia yang meraih Grand Award.
Pada perlombaan, tim yang berkode peserta I-006 ini merancang inovasi berupa Automatic Chili Pepper Watering Robot dan menamai rancangannya dengan sebutan ACPWR-3000. Pada blueprint yang dibuat, Akhtar dan Gavin menyoroti tentang mayoritas petani Indonesia yang masih menggunakan cara tradisional dalam bertani.
ADVERTISEMENT
“Inovasi dan teknologi baru akan sangat bermanfaat bagi para petani Indonesia,” sebut Akhtar dalam keterangan tertulis yang diterima kumparanMOM, Jumat (27/10).
Secara khusus, Akhtar dan Gavin merancang inovasi mereka bagi para petani cabai. Menurut mereka, cabai merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting di Indonesia.
”Cabai adalah komoditas high demand. Sehingga penemuan ini secara khusus ditujukan bagi para petani cabai,” jelas Akhtar.
Menurut Akhtar, ACPWR-3000 didesain untuk membantu pertumbuhan cabai di dalam setting lingkungan yang terkontrol dan stabil, sekaligus juga memberikan suplai air secara optimal dan efektif.
Gavin menambahkan, ACPWR-3000 bekerja dengan cara menggerakkan claw di tengah dengan 3 lever di sampingnya.
“Claw memiliki kamera sensor yang digunakan untuk mengecek tanaman di berbagai area di dalam ACPWR-3000,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Gavin menyebutkan dalam rancangan ini, mereka menggunakan cabai rawit. ACPWR-3000 akan mengecek jika tanaman cabai rawit sudah memiliki bunga atau buah.
“Jika sudah ada bunga atau buah, maka ACPWR-3000 akan mengeluarkan air 32 ml per hari untuk tanaman tersebut, jika tidak ada maka hanya mengeluarkan 16 ml per hari,” terang Gavin.
Dihubungi secara terpisah, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Seoul Gogot Suharwoto memberikan ucapan selamat bagi para perwakilan Indonesia yang telah meraih medali di ajang 17th IMSCC.
“Kami menyampaikan selamat atas prestasi tim Indonesia yang telah mendapatkan penghargaan pada 17th IMSCC di Korea Selatan. Kami turut bangga kepada Tim Edusteam1 yang menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang bisa meraih Grand Award,” sebut Gogot.
Gogot secara khusus mengapresiasi peran sekolah yang telah memberikan dukungan bagi para siswanya untuk berkancah di ajang internasional.
ADVERTISEMENT
”Kami juga mengapresiasi dukungan dari sekolah-sekolah yang telah mengirimkan siswanya sehingga bisa tampil dan berprestasi di ajang Internasional,” pungkas Gogot.
17th IMSCC 2023 mengangkat tema “Awakening the Imagination” dan disponsori oleh pemerintah Korea Selatan. Kementerian yang turut terlibat antara lain Ministry of Science and ICT, Ministry of Trade, Industry and Energy, serta Ministry of SMEs and Startups.
Secara total, perwakilan Indonesia yang dikoordinir oleh STEM Education Center Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung berhasil mendapatkan 14 medali, terdiri dari 1 grand award, 4 gold award, 4 silver award, 3 bronze award, dan 2 encouragement award. Para peserta luar Korea Selatan yang tidak mendapatkan medali pun tetap mendapatkan special award.
Proses Sebelum Ikut Kompetisi di Korea Selatan
Sementara itu, guru pengajar yang juga pendamping Akhtar dan Gavin, Amri Ramadhan, menjelaskan bagaimana proses mereka hingga akhirnya juara. Amri menyebut, Akhtar dan Gavin mengikuti klub STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Math) di sekolah sejak kelas VIII. Saat ini keduanya duduk di kelas IX.
ADVERTISEMENT
Kemudian, saat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar kompetisi Indonesia STEM Creativity Competition, mereka ikut dan berhasil terpilih mewakili Indonesia bersama sejumlah siswa lain dari berbagai daerah.
"Lombanya di UPI waktu liburan sekolah. Dari babak penyisihan lolos, ikut camp, sampai final selesai Agustus 2023. Kemudian diundang untuk ikut IMSCC di Korea," tutur Amri yang juga guru STEM di Sekolah Kharisma Bangsa.
Menurut Amri, semua ide dan gagasan ditentukan oleh Akhtar dan Gavin. Sebagai guru, ia hanya membimbing keduanya dalam membuat inovasi.
"Kita hanya ngarahin bagaimana yang lebih realistis. Semua ide-idenya dari mereka," katanya.
Amri turut bangga anak didiknya bisa meraih prestasi hingga ke luar negeri, mengalahkan lawan dari berbagai negara seperti Korea, HongKong, Laos, Filipina, hingga Swedia.
ADVERTISEMENT
Wah, keren sekali ya, Moms!