Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ketika Kakek-Nenek Ikut Campur dalam Pengasuhan
26 Januari 2018 22:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Anda sudah resmi menikah. Lantas selanjutnya khayalan Anda melesat jauh untuk segera hamil, punya anak, dan siap mempraktikkan ilmu dari referensi bacaan terpercaya sejak prakonsepsi hingga kiat membesarkan anak yang unggul.
ADVERTISEMENT
Tak lama kemudian si kecil hadir menambah kebahagian Anda dan pasangan. Tidak ingin jauh-jauh dulu dengan orang tua, Anda dan pasangan memutuskan dalam beberapa waktu ke depan akan tetap menetap di rumah orang tua.
Anda ingin sekali komit memberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan. Tapi di bulan ke empat, saat bayi mulai keliatan agak besar dan mulutnya menganga setiap melihat orang makan, ibu Anda sigap menghaluskan pisang. “Kasihan, dia sudah ingin makan,” katanya.
Cepat-cepat Anda menahan aksi sang Nenek. “Dulu kamu juga Ibu beri pisang umur 4 bulan, hasilnya sehat kan, sampai sekarang?" tambahnya.
Ini baru satu contoh. Saat si kecil beranjak besar, Anda ingin menerapkan disiplin padanya sejak dini. Misalnya, makan permen hanya boleh pada hari Sabtu dan Minggu saja, tapi Kakek-Nenek beranggapan soal disiplin lebih baik diajarkan kalau anak sudah besar.
ADVERTISEMENT
Lalu ada lagi soal menggunakan kursi makan, car seat di mobil, pilihan sekolah, dan seterusnya. Belum lagi Anda juga harus mengadapi mertua. Kompletlah drama pengasuhan Anda.
Well, welcome to the parenting club, Moms! Soal pola asuh yang berbeda seperti ini memang sering terjadi dan menimbulkan dilema banyak pasangan -khususnya ibu muda.
Dikutip dari todaysparent , menurut Kerry Grier, seorang spesialis pendidik kelas pengasuhan anak di Sunnybrook Health Science Centre, Toronto, Kanada, gaya pengasuhan masyarakat memang telah mengalami perubahan dan perbedaan-perbedaan yang signifikan.
Tapi pesan Kerry, jangan biarkan perbedaan-perbedaan ini jadi konflik yang kian meruncing. Kerry juga menyarankan agar anak-anak tidak dijauhkan dari kakek-neneknya. Menurutnya, anak-anak berhak mendapat cinta dari kakek-neneknya, dan sebaiknya tidak dihalang-halangi.
ADVERTISEMENT
Lalu harus bagaimana? Diskusikan hal ini dengan orang tua. Jelaskan seperti apa pola asuh yang Anda dan pasangan telah sepakati dan sampaikan bahwa Anda berharap orang tua mau mendukung dengan menerapkannya juga.
Jangan lupa sampaikan bahwa Anda khawatir bila tetap terjadi pertentangan, si kecil akan mengalami kebingungan. Biarkan mereka mengerti kalau kepentingan anaklah yang jadi prioritas Anda, bukan soal siapa yang lebih benar, menang atau harus diikuti.
Agar lebih mudah, sesekali Anda boleh juga lho mengajak orang tua Anda memperbaharui pengetahuan soal pengasuhan anak. Misalnya mengajak mereka serta saat Anda mengikuti kelas pengasuhan atau seminar laktasi. Anda juga bisa memberikan bacaan dari sumber referensi terpercaya.
Bingung bagaimana memberikannya atau takut tersinggung? Coba letakkan saja beberapa buku di meja. Siapa tahu, Kakek atau Nenek si kecil tergelitik untuk membacanya saat Anda pergi bekerja.
ADVERTISEMENT
Terakhir, cobalah untuk tetap hargai pendapat orang tua Anda. Mereka mungkin melihat Anda kewalahan mengurus si kecil sehingga mereka merasa standar Anda terlalu tinggi, dan ingin sekali bisa membantu.