Kiki Amalia Melahirkan, Ini Tips Menyusui untuk Ibu di Atas 40 Tahun

1 Maret 2024 13:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kiki Amalia dan suami. Foto: Instagram/@kikiamaliaworld
zoom-in-whitePerbesar
Kiki Amalia dan suami. Foto: Instagram/@kikiamaliaworld
ADVERTISEMENT
Kabar bahagia tengah meliputi Kiki Amalia dan sang suami, Agung Nugraha. Ya Moms, pasangan ini baru saja dikaruniai seorang bayi perempuan pada Rabu (28/2) kemarin.
ADVERTISEMENT
Kabar ini dibagikan Kiki pada akun Instagramnya @kikiamaliaworld, sambil mengunggah foto hitam putih yang memperlihatkan momen ia dan sang suami mendekap bayi mungilnya.
"MashaAllah Tabarakallah... Alhamdulillah wasyukurilah🤲🏻 Welcome to the world my beautiful princess🌸 28.02.2024," tulis Kiki pada captionnya.
Kiki melahirkan anak pertamanya di usia 42 tahun. Meski usianya sudah tidak muda lagi, tetapi ia berhasil melahirkan secara pervaginam lho, Moms!
Kiki --dan seperti para ibu lainnya setelah melahirkan-- akan menjalani tahapan penting: menyusui. Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi dengan air susu ibu (ASI), yang dilakukan sejak bayi lahir.
Lantas, ada enggak sih bedanya menyusui di atas usia 40 tahun seperti Kiki Amalia? Yuk, simak juga tips menyusuinya berikut ini!
ADVERTISEMENT

Dear Kiki Amalia, Ini Tips Menyusui untuk Ibu di Atas 40 Tahun

Tidak hanya Kiki Amalia, banyak wanita lainnya yang menunggu lebih lama untuk memiliki bayi karena berbagai alasan. Sehingga, ada yang baru bisa atau memulai program hamil ketika sudah di atas 35 tahun atau bahkan 40 tahun.
Setelah bayi lahir, Anda pastinya tidak ingin melewatkan proses menyusui si kecil. Tetapi, perlu dipahami ada beberapa bahwa melahirkan dan menyusui di usia 40 tahun memiliki tantangan tersendiri.
Dikutip dari laman The Lactation Network, belum tentu ibu yang melahirkan dan menyusui di atas 35 tahun akan mengalami komplikasi selama proses menyusui.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah tantangan terkait pasokan ASI. Sebuah penelitian menemukan bahwa ibu yang baru pertama kali melahirkan dan menyusui di atas usia 30 tahun cenderung akan mengalami keterlambatan produksi ASI setelah melahirkan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, jika alasan Anda baru bisa memiliki saat usia sudah di atas 30 tahun karena masalah hormonal atau medis, maka kemungkinan besar kondisi tersebut juga dapat memengaruhi produksi ASI Anda. Begitu juga pada Anda yang menjalani kejamilan berisiko tinggi, kemudian menyebabkan proses persalinan menjadi lebih sulit. Beberapa kasus, kondisi tersebut akhirnya menunda atau menurunkan suplai ASI Anda.
Ilustrasi Ibu menyusui. Foto: Shutter Stock
Selain itu, pahami juga beberapa hal ini sebelum menyusui bayi di usia yang tidak lagi muda:
1. Waktu Tidur dan Istirahat
Moms melansir, menjadi ibu baru di usia 40 tahunan berarti perlu dipahami bahwa metabolisme tubuh agak lambat ketimbang di usia 20 tahunan. Sehingga, Anda mungkin tidak merasa cukup energi meski telah tidur selama beberapa jam setiap malam.
ADVERTISEMENT
Namun, jangan khawatir, karena yang Anda tidak boleh lewatkan adalah beristirahat agar menghasilkan suplai ASI terbaik. Cobalah imbangi berkurangnya waktu tidur di siang hari dengan tidur bersama bayi. Bila Anda tidak bisa tidur siang, coba lakukan olahraga seperti yoga, latihan pernapasan, atau berendam. Untuk lebih memaksimalkan tidur di malam hari, hindari kafein dan jangan tidur dalam kondisi perut kenyang.
2. Penuhi Kebutuhan Nutrisi
Anda harus menahami berapa banyak kebutuhan nutrisi dan vitamin sebagai ibu menyusui. Ingat, Anda membutuhkan 400-500 kalori ekstra sebagai ibu menyusui, sehingga bisa menghasilkan pasokan ASI yang cukup. Dan jangan khawatir berat badan sulit turun. Sebab, menyusui dapat membakar kalori ekstra juga, lho!
3. Perimenopause
Karena sudah berusia 40 tahunan, maka mungkin Anda juga mulai akan merasakan gejala perimenopause. Faktanya, gejala menopause bisa dimulai beberapa bulan hingga 10 tahun sebelum menopause.
ADVERTISEMENT
Beberapa gejala yang dialami berupa nyeri payudara dan puting --umumnya di tengah siklus menstruasi dan seminggu sebelum menstruasi--, hingga mudah kelelahan.
Jika gejala-gejala tersebut mengganggu kemampuan Anda untuk menyusui, cobalah konsultasikan dengan dokter atau ahli laktasi agar bisa dibantu lewat vitamin atau terapi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
4. Perubahan Rutinitas
Kehadiran bayi di dalam kehidupan Anda juga bisa menyebabkan berubahnya rutinitas dari yang sebelumnya dijalani. Banyak ibu yang pada akhirnya harus mengatur jadwal rutinitasnya lagi setelah bayi lahir. Bila Anda memerlukan dukungan terhadap perubahan rutinitas tersebut, tidak ada salahnya untuk mencari kelompok-kelompok ibu menyusui yang sesuai dengan pengalaman Anda.