news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Bayi Laki-laki Terkecil di Dunia yang Bertahan Hidup

26 Juni 2019 13:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi laki-laki yang lahir prematur sebelum dibawa oleh keluarganya Foto: Keio University School of Medicine Department of Pediatrics
zoom-in-whitePerbesar
Bayi laki-laki yang lahir prematur sebelum dibawa oleh keluarganya Foto: Keio University School of Medicine Department of Pediatrics
ADVERTISEMENT
Seorang bayi laki-laki lahir di Tokyo, Jepang, dengan bobot hanya 268 gram pada Agustus 2018. Tubuhnya sangat kecil, bahkan tak lebih besar dari telapak tangan orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan tim dokter di Keio University Hospital, tubuh sang bayi berhenti tumbuh saat umurnya masih 24 minggu di dalam kandungan. Untuk menghindari kematian, dokter memutuskan untuk melakukan operasi caesar.
Karena lahir prematur, bayi itu mengalami masalah kesehatan, seperti kesulitan bernapas. Kondisi itu membuatnya harus dirawat di rumah sakit dalam kurun waktu yang cukup lama.
Bayi laki-laki saat dilahirkan dengan berat 268 gram Foto: Keio University School of Medicine Department of Pediatrics
Lima bulan berlalu, pada 20 Februari 2019, bayi laki-laki itu akhirnya keluar dari rumah sakit, dan diperbolehkan pulang bersama keluarganya. Yang lebih membahagiakan, bayi mungil itu telah tumbuh sehat dan memiliki berat 3,2 kilogram. Hal ini membuatnya mencatatkan sejarah sebagai bayi laki-laki terkecil di dunia yang mampu bertahan hidup.
“Hanya ada empat bayi sekecil ini yang selamat yang kita ketahui dalam sejarah umat manusia,” ujar Dr Edward Bell, profesor pediatri neonatal di Carver College of Medicine University of Iowa. “Sejauh yang saya tahu, untuk bayi laki-laki ini sangat langka,” imbuhnya, dilansir Live Science.
ADVERTISEMENT
Bell merupakan pendiri Tiniest Babies Registry, pusat data bayi-bayi terkecil di dunia sejak 1936. Menurutnya, bayi laki-laki yang lahir di Tokyo pada Agustus lalu, menjadi bayi terkecil keempat yang masuk dalam daftarnya. Adapun tiga bayi sebelumnya berjenis kelamin perempuan berasal dari Tokyo, Illinois, dan Jerman, yang masing-masing memiliki berat badan 265 gram, 260 gram, dan 252 gram.
Ilustrasi bayi prematur. Foto: Thinkstock
Berdasarkan catatannya, dari 210 bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 400 gram, 75 persennya berjenis kelamin perempuan. “Dalam kasus-kasus bayi prematur, sebenarnya lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki. Namun, bayi perempuan lebih bisa bertahan hidup,” kata Bell.
Lebih lanjut Bell menjelaskan, bayi yang lahir prematur berhenti berkembang di dalam rahim karena plasenta sang ibu tidak memberikan oksigen dan nutrisi kepada bayi untuk tumbuh dengan baik.
ADVERTISEMENT