Kisah Ibu yang Meninggal Usai Melahirkan karena Kejang

15 April 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Ibu yang Meninggal Usai Melahirkan karena Kejang.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kisah Ibu yang Meninggal Usai Melahirkan karena Kejang. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Viral video yang diunggah akun TikTok @andreflamboyan. Dalam rekaman itu, pemilik akun membagikan momen kebersamaan dengan istrinya yang meninggal dunia usai melahirkan.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparanMOM, Andre mengungkapkan bahwa istrinya mulai mengalami tekanan darah tinggi sejak usia kehamilan 34 minggu, atau sekitar delapan hari sebelum kejang pertama terjadi. Saat itu, tekanan darah istrinya tercatat 140/90, namun setelah dicek kembali dengan alat berbeda, hasilnya menunjukkan tekanan darah 158/100.
"Beberapa hari kemudian dicek kembali di posyandu dan puskesmas, hasilnya tensi masih tinggi. Dikasih obat penurun tensi dari puskesmas dan disuruh kembali untuk dilakukan perawatan kalau 1 minggu belum ada perubahan. Tapi obat baru diminum 2 atau 3 hari istri saya kejang di kamar mandi,” ujar Andre kepada kumparanMOM, Senin (14/4).

Istri Kejang Berkali-kali hingga Meninggal Usai Melahirkan

Kamis (20/3) menjadi hari yang mengejutkan bagi Andre, saat ia melihat istrinya tiba-tiba mengalami kejang-kejang. Tanpa pikir panjang, ia langsung membawanya ke RSUD Tjitrowardojo, Purworejo, Jawa Tengah. Di tengah kepanikan, sang istri masih sadar dan mampu berbicara, meski kondisinya terus membuat Andre khawatir.
ADVERTISEMENT
"Tapi tiba-tiba istri merasakan pusing sekali dan kejang kedua kalinya di hadapan dokter. Saat itu juga dokter langsung melakukan tindakan operasi caesar. Pukul 1 siang anak lahir," ujar Andre.
Namun, setelah menjalani operasi caesar, istri Andre kembali mengalami kejang sebanyak tiga kali di waktu yang berbeda. Melihat kondisinya yang terus memburuk, tim medis memutuskan untuk merujuknya ke RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, pada Jumat (21/3) siang.
Ilustrasi Ibu Hamil Alami Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi. Foto: all_about_people/Shutterstock
Sayangnya, setibanya di sana, kondisinya semakin menurun—ia mengalami henti jantung dan kehilangan denyut nadi. Beberapa hari kemudian, istri Andre pun meninggal dunia.
“Jadi sejak dinyatakan henti jantung, istri saya tidur dan tidak pernah bangun sampai akhirnya meninggal dunia. Nah untuk kasus istri saya ini kata dokter jarang terjadi, karena biasanya setelah bayi dilahirkan tidak kejang lagi,” pungkas Andre.
ADVERTISEMENT

Tanggapan Dokter soal Kondisi Kejang-kejang pada Ibu Hamil

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Andrew Yurius Christian, SpOG, menyebut, dalam dunia medis apa yang dialami istri Andre dikenal dengan istilah eklamsia.
"Sebenarnya kita akan sulit jika eklamsia itu sudah terjadi, sebelum eklamsia ada kondisi disebut impending eklamsia yang ada gejala-gejala khasnya,” ungkap dr. Andrew pada kumparanMOM, Senin (14/4).
Menurut dr. Andrew, ada beberapa gejala khas sebelum terjadi eklamsia, yaitu:
Ilustrasi perempuan hamil alami migrain atau sakit kepala. Foto: aslysun/Shutterstock
-Nyeri kepala
-Pandangan kabur
-Nyeri ulu hati
-Tensi >160/>100 mmHg
"Jika tertangani lebih awal, hasil terapi akan lebih baik. Tapi kalau sudah telat banyak risiko-risiko yang dapat muncul seperti kerusakan-kerusakan organ utama sang ibu. Preeklamsia dapat dideteksi lebih awal agar dapat dicegah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kondisi preeklamsia merupakan kondisi kehamilan yang berisiko tinggi dan perlu pengawasan ketat. Ibu hamil dengan kondisi ini wajib melakukan kontrol atau pengecekan kandungan lebih sering. Kemudian wajib kontrol dengan dokter kandungan, Moms.