news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Isra Mikraj yang Lengkap Tapi Mudah Dipahami Anak

28 Februari 2022 16:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak dan ibu muslim. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dan ibu muslim. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Moms, sudah pernahkah Anda menceritakan kisah lengkap peristiwa Isra Mikraj pada anak?
ADVERTISEMENT
Bagi umat muslim, Isra Mikraj merupakan bagian penting dari sejarah Islam sebab pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan di malam hari dan diangkat ke langit untuk menerima perintah kewajiban salat.
Dalam Surah al-Isra disebutkan:
“Maha Suci Dia yang telah menjadikan hamba-Nya (Nabi Muhammad) untuk pergi pada suatu malam dari Masjidil Haram (Masjid al-Haram) ke Masjid terjauh (Masjid al-Aqsha) yang telah Kami berkahi wilayahnya, agar Kami dapat tunjukkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda Kami; Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (Al-Qur'an, 17:1)
Itu lah kenapa, orang tua juga perlu menyampaikan kisah Isra Mikraj pada anak. Lebih baik lagi, bila bisa disampaikan dengan narasi yang menarik dan mudah dipahami anak agar mereka dapat membayangkan betapa indah dan istimewanya perjalanan itu.
ADVERTISEMENT
Caranya? Simak contoh kisah Isra Mikraj yang sudah kumparanMOM siapkan berikut ini.

Kisah Isra Mikraj yang Penuh Keajaiban

Kisah Isra Mikraj yang Penuh Keajaiban Foto: Shutterstock
Pernahkah kamu membayangkan bepergian di malam hari? Terbang menembus langit gelap yang penuh bintang dan terus ke atas hingga melewati bulan?
Pernahkah kamu membayangkan betapa menakjubkannya berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang jaraknya sangat jauh, hanya dalam sekejap mata? Atau bisa bertemu dengan para Nabi bahkan Allah SWT?
Nah, itu yang dialami Nabi kita, Nabi Muhammad SAW. Pada suatu hari tepatnya tanggal 27 Rajab, dia melakukan perjalanan penuh keajaiban bersama Malaikat Jibril.
Seperti apa perjalanan itu?
Masjid Al Aqsa. Foto: Framalicious/shutterstock
Awalnya pada suatu malam, Malaikat Jibril datang membangunkan Nabi Muhammad SAW yang sedang tidur. Malaikat Jibril tidak datang sendiri, ia datang dengan seekor binatang surga berwarna putih yang tampak lebih kecil dari kuda, tetapi memiliki sayap. Namanya, Buraq.
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad menaiki Buraq dan ditemani Malaikat Jibril mereka melompat ke langit malam, menembus awan, melewati bintang-bintang, melesat ke dalam kegelapan.
Nabi Muhammad SAW melihat ke bawah dan menyadari betapa jauhnya dia dari tanah. Tetapi dia tidak pernah merasa takut, karena dia tahu ini adalah perjalanan istimewa yang telah direncanakan Allah SWT untuknya juga untuk semua umat Muslim di dunia. Termasuk untuk kita.
Buraq membawa Nabi Muhammad SAW ke tanah yang penuh pohon-pohon palem yaitu Yatsrib (Madinah). Kemudian, mereka pergi hingga mencapai Gunung Sinai --tempat di mana Nabi Musa AS menerima 10 perintah Allah SWT. Perhentian berikutnya, kota tempat Nabi Isa AS lahir. Semua hanya dalam sekejap mata saja.
ADVERTISEMENT
Lalu mereka melanjutkan perjalanan mereka sampai mereka mencapai Yerusalem dan di sana mereka memasuki Masjid Al-Aqsa, di mana Allah SWT telah mengumpulkan semua Nabi dari Adam sampai Nabi Isa. Mereka pun salat bersama dengan Nabi Muhammad SAW sebagai imamnya.
Tapi perjalanan belum berakhir. Tiba waktunya Nabi Muhammad SAW untuk naik ke surga.
Ilustrasi langit malam. Foto: Thinkstock
Malaikat Jibril meminta Nabi Muhammad menunggangi Buraq kembali dan mereka pun naik ke langit. Tinggi, tinggi, dan terus semakin tinggi menuju surga. Perjalanannya begitu menakjubkan dan hanya Nabi Muhammad SAW lah satu-satunya manusia yang pernah melakukan perjalanan seperti ini.
Surga yang didatangi Nabi Muhammad SAW pun bertingkat-tingkat. Pada setiap tingkat, ia bertemu dengan beberapa Nabi lain. Semuanya menyambut dengan hangat dan mendoakan Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Di langit terakhir, yaitu yang ketujuh, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim AS yang tengah bersandar di bawah satu pohon rindang yang begitu indah. Pohon Sidrah namanya.
Pohon ini dikatakan sebagai akhir dari segala pengetahuan di dunia dan ada untuk mengingatkan kita bahwa hanya Allah SWT Yang Maha Tahu dan Maha Kuasa atas alam semesta.
Ilustrasi anak salat Foto: shutterstock
Selanjutnya masih di malam itu, Nabi Muhammad SAW mendapat perintah salat sebanyak 50 kali sehari. Nabi Muhammad SAW menerima perintah itu dan turun dari surga di langit ketujuh. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Nabi Musa yang khawatir dengan jumlah yang besar, tentu akan sulit untuk dipenuhi umat manusia.
Nabi Muhammad SAW pun memohon agar Allah SWT menguranginya jadi 45 waktu salat saja. Tetapi Nabi Musa menyarankan untuk terus meminta lebih sedikit. Setelah beberapa perjalanan, akhirnya tersisa perintah salat 5 waktu. Nabi Muhammad SAW pun memberi tahu Nabi Musa bahwa dia merasa malu bila harus minta dikurangi lagi dan turun kembali ke bumi.
ADVERTISEMENT
Demikian lah bagaimana kita sampai hari ini wajib menunaikan salat 5 waktu dalam sehari sesuai dengan rukun Islam kedua. Itu juga sebabnya, kita harus berusaha sebaik mungkin untuk selalu memenuhinya. Kita juga harus selalu bersyukur atas agama Islam yang begitu indah dan sederhana.