Kisah Sedih Anak-anak di Sikka, NTT, yang Kekurangan Air Bersih

9 Agustus 2018 13:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak di Sikka, NTT, kekurangan air bersih. (Foto: Youtube/WahanaVisi Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak di Sikka, NTT, kekurangan air bersih. (Foto: Youtube/WahanaVisi Indonesia)
ADVERTISEMENT
Anak-anak di Desa Hepang dan Wolomotong, Kabupaten Sikka, NTT, harus berjalan kaki 3-4 km selama satu jam untuk bisa mendapatkan air bersih di sumber terdekat. Air yang tidak mengalir ke desa mereka, membuat anak-anak harus membawa dua dirigen sekaligus untuk memenuhi kebutuhan air bersih di rumah setiap harinya. Akibat jarak sumber air yang jauh, anak-anak pun kerap kali datang terlambat ke sekolah.
ADVERTISEMENT
Parahnya lagi, pada musim kemarau, sumber air terdekat sering kering. Mereka pun akhirnya harus membeli air bersih seharga Rp 250 ribu per tangki yang bisa dipakai untuk satu hingga dua minggu.
Anak-anak di Sikka, NTT, kekurangan air bersih. (Foto: Youtube/WahanaVisi Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak di Sikka, NTT, kekurangan air bersih. (Foto: Youtube/WahanaVisi Indonesia)
Ya, anak-anak memang yang paling rawan menjadi korban dalam masalah kekurangan air bersih ini. Selain terlambat sekolah, buruknya sanitasi menyebabkan tingginya tingkat diare pada anak di Sikka, NTT. Sebagian dari mereka bahkan terpaksa putus sekolah.
“Orang tua juga dipaksa memilih mengeluarkan uang untuk sekolah anaknya atau membeli air. Kebanyakan memutuskan untuk beli air agar bisa hidup sehingga anak-anak harus putus sekolah,” papar Johny Noya, Area Manager Wahana Visi Indonesia untuk Kabupaten Sikka kepada kumparanMOM, Selasa (6/7).
Kondisi kekurangan air bersih dirasakan oleh 2.702 warga Desa Hepang dan Wolomotong, Sikka, NTT. Lewat kampanye #BERANIMIMPI, Wahana Visi Indonesia (WVI) mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengadaan 12 km pipa untuk mengaliri air bersih di Desa Hepang dan Wolomotong.
ADVERTISEMENT
Ambassador kampanye BERANIMIMPI menceritakan kisah kekurangan air bersih di Sikka (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ambassador kampanye BERANIMIMPI menceritakan kisah kekurangan air bersih di Sikka (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
“Kami akan bekerja sama dengan PDAM untuk memperpanjang aliran air yang sudah ada. Pipa memang sudah ada tapi di desa yang paling luar. Kebutuhan untuk membangun 12 km pipa adalah Rp 1,2 miliar. Terlihat berat tapi bisa kita wujudkan bisa bersama-sama,” papar Priscilla Christin, Communication Manager WVI.
Wahana Visi Indonesia adalah yayasan sosial yang fokus pada anak-anak. Dukungan air bersih untuk Sikka, NTT, adalah proyek tahun ketiga kampanye #BERANIMIMPI yang WVI inisiasi. Lewat kompetisi penggalangan dana online di portal www.beranimimpi.id, masyarakat bisa memilih untuk menjadi fundraiser atau donatur.
“Tiga orang pemenang yang mengumpulkan dana terbanyak sebagai fundraiser akan diajak volunteerism trip ke Sikka. Tentukan berapa meter pipa yang ingin kamu donasikan. Pada September akan diumumkan siapa yang mengumpulkan dana terbanyak,” tambah Priscilla.
Ambassador kampanye BERANIMIMPI menceritakan kisah kekurangan air bersih di Sikka (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ambassador kampanye BERANIMIMPI menceritakan kisah kekurangan air bersih di Sikka (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
WVI juga mengajak sejumlah public figure untuk mendukung kampanye #BERANIMIMPI. Di antaranya yang hadir pada peluncuran kampanye adalah Indi Barrends, Ayla Dimitri, Firrina Sinantrya, dan Tara Marie Dermawan.
ADVERTISEMENT
“Di rumah, anak-anak saya kalau butuh air tinggal buka keran. Kok miris banget ya bedanya anak jakarta dengan anak di Sikka. Kenapa enggak kita samain?” papar Indi Barrends.
Semoga proyek ini berjalan lancar, sehingga anak-anak di Sikka, NTT, bisa mendapat air bersih dengan mudah ya!