Komnas Perempuan: Penyebab KDRT Bukan Faktor Ekonomi, tapi Patriarki

16 Agustus 2024 19:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KDRT. Foto: charnsitr/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KDRT. Foto: charnsitr/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan turut buka suara atas kasus KDRT yang dialami infuencer yang juga mantan atlet anggar, Cut Intan Nabila. Anggota Komnas Perempuan Imam Nahei menilai, KDRT bisa menimpa keluarga dari kalangan mana pun karena masih kuatnya budaya patriarki di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"KDRT bukan persoalan ekonomi, bukan persoalan kelas, tetapi persoalan cara pandang laki-laki terhadap perempuan. Perspektif patriarki yang masih sangat kuat dalam budaya Indonesia," kata Anggota Komnas Perempuan Imam Nahei, dikutip dari Antara.
Cut Intan Nabila. Foto: Instagram/@cut.intannabila
Imam menyebut, budaya patriarki meletakkan perempuan sebagai objek nasihat, objek moralitas, dan objek seksualitas, sehingga membuat perempuan rentan menjadi korban ketika dinilai oleh laki-laki tidak sejalan dengan perspektif itu.
"KDRT yang menimpa Intan semakin meneguhkan fakta bahwa KDRT bisa terjadi pada siapa saja dan dilakukan oleh siapa saja, termasuk orang-orang yang berpendidikan atau ekonomi menengah," kata Imam Nahei.
Suami dari Cut Intan Nabila, Armor Toreador saat dihadirkan konferensi pers terkait KDRT terhadap istrinya di Polres Kabupaten Bogor, Selasa, (14/8/2024). Foto: Agus Apriyanto
Saat ini kasus KDRT yang dialami Cut Intan Nabila masih diproses di Polres Bogor. Suami Intan, Armor Toreador, masih diperiksa dan ditahan di Polres Bogor.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku sudah lebih dari 5 kali melakukan KDRT pada Intan dan pernah juga disaksikan sang anak. KDRT yang diungkap ke publik oleh Intan dipicu karena Armor kesal akibat ketahuan menonton video porno.