Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Komunitas Bapak Rangkul: Mengasuh Anak Tak Cuma Tugas Ibu
17 November 2018 14:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Siapa bilang mengurus anak hanyalah urusan ibu sementara tugas ayah hanya mencari nafkah saja? Itu kepercayaan zaman old dan tak lagi relevan dengan wajah ayah milenial kini. Setidaknya demikian bagi Agus Rachmanto (33), ayah dari satu orang anak dari komunitas Bapak Rangkul.
ADVERTISEMENT
Bapak Rangkul adalah sebuah wadah khusus bapak-bapak yang suka bicara dan berbagi pengalaman tentang dunia pengasuhan anak (parenting). Rangkul itu sendiri merupakan singkatan dari Relawan Keluarga Kita.
"Saya meyakini, soal mengasuh anak itu merupakan kerja sama antara suami dan istri. Percuma kalau istri sudah tahu teori dan pengalaman dengan baik, tapi suaminya tidak. Yang ada nantinya suami tidak mendukung langkah-langkah yang diambil istri," papar Agus kepada kumparanMOM, Rabu (14/11).
Bagi Agus, urusan rumah tangga berarti kolaborasi. Suami dan istri mesti sinkron dalam menanamkan nilai-nilai baik keluarga terhadap anak, tidak bisa si ayah mengizinkan anak melakukan sesuatu, tapi ibunya tidak mengizinkannya.
"Imbasnya anak jadi bingung dan tidak akan berjalan efektif," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Agus mengaku, keterlibatannya dalam komunitas bapak rangkul berawal berkat istrinya, Lies Afroniyati (32) yang lebih dulu bergabung dengan komunitas Keluarga Kita, sebuah wadah belajar, mendidik, dan pemberdayaan orang tua. Sementara Bapak Rangkul, adalah modifikasi dari Rangkul yang memang terdiri dari para bapak.
Agus melihat, dampak yang diperlihatkan istrinya begitu positif dan sangat baik diterapkan ke keluarganya. Ia pun tertarik tergabung dan hingga kini, ia aktif sebagai fasilitator yang membuka sesi bicara Rangkul.
Meski tidak dibayar, Agus sangat menikmatinya. Bahkan ia menargetnya setidaknya dalam dua minggu sekali, ia mesti melakukan sesi ini.
Tapi sesi bicara itu tidak bisa dilakukan secara sembarang. Melainkan, seorang fasilitator mesti terlebih dulu lulus mengikuti Kelas Kurikulum Keluarga Kita sebanyak 3x8 jam.
ADVERTISEMENT
"Sudah seperti hobi rasanya, selain itu juga, saya merasa sehabis melakukan sesi itu seperti mengisi energi positif lagi buat saya. Lagipula, ini adalah hal baik berupa pelayanan dan menambah pengetahuan lagi karena kami saling berbagi ilmu," kenangnya.
Pernah suatu kali ayah dari Sophie Hafiza (6) ini mengenang pengalaman tak terlupakan saat membuka kelas. Saat itu kelas terdiri dari 7 orang perempuan dan 1 laki-laki. Uniknya satu orang laki-laki ini seorang mahasiswa kira-kira usia 20-an dan belum menikah.
Agus mengenang, mahasiswa itu memperhatikan kelas dengan seksama. Dia datang dengan kesadaran sendiri. "Ini penting mas buat bekal saya kalau sudah menikah, saya jadi sudah tahu (tentang parenting) dari awal," katanya kepada Agus.
ADVERTISEMENT
Lain yang muda lain pula peserta yang lebih tua di hari lain yang memberi pengakuan kepada Agus. "Wah, kalau saya sudah tahu dari dulu-dulu, saya pasti jadi orang tua yang hebat seperti mas Agus nih," kenang Agus lagi.
Anggota dari Bapak Rangkul rata-rata terdiri dari para ayah berusia 28 hingga 30-an. Saat bicara tentang anak, usia para anggota yang terbilang terpaut usia berbeda-beda jadi tidak terasa, sebab ketika sudah bicara soal mengurus anak, para ayah punya pengalaman yang berbeda-beda dan saling menambah ilmu.
Contohnya, Agus yang berusia 33 tahun bercerita tentang pengalamannya dalam mengurus satu anak, dan ada ayah lain yang berusia lebih muda darinya tapi bercerita soal pengalaman dengan 3 orang anak.
ADVERTISEMENT
Yang terpenting kini soal kesetaraan dan rasa memiliki untuk sama-sama mengurus anak. Urusan itu tak lagi cuma tanggung jawabnya ibu. Malah, terlihat 'seksi' ketika' ayah mempertontonkan waktu bonding dengan anak, baik secara langsung maupun di media sosial.
"Saya termasuk ayah yang suka pamer mesra dengan anak di depan umum, lho! Tapi sebenarnya bukan pamer sih, namun memang mesti diakui ketika menghabiskan waktu dengan anak itu sangat sangat menyenangkan," tutup Agus.
====================
Selengkapnya seputar Ayah Milenial dapat disimak dalam topik Wajah Ayah Milenial .