Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kondisi Kesehatan yang Mengharuskan Bayi Pakai Helm, Apa Saja?
3 September 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan tengkorak orang dewasa yang sudah keras, tengkorak bayi masih tersusun atas beberapa lempeng lunak (fontanel) dan tonjolan (sutura), di mana tulang-tulang tersebut belum menyatu. Healthline melansir, tulang-tulang lunak tersebut masih lembut untuk membantu mereka melewati jalan lahirnya.
Tengkorak tersebut juga menyediakan ruang untuk pertumbuhan otak pada tahun-tahun pertama kehidupan bayi. Dan seiring berjalannya waktu, tulang-tulang tersebut akan menyatu.
Karena tengkorak masih lunak, bayi dapat memiliki bentuk kepala yang tidak teratur. Dalam beberapa kasus, mereka memerlukan helm terapi untuk memperbaiki bentuk kepalanya, serta menghindari masalah kesehatan di masa yang akan datang.
Kondisi-kondisi yang Mengharuskan Bayi Pakai Helm Terapi?
Dikutip dari laman John Hopkins Medicine, helm terapi digunakan untuk mengoreksi bentuk tengkorak kepala bayi. Ya Moms, itu dikarenakan fontanel dan sutura akan tumbuh, mengeras, dan menyatu secara bertahap.
ADVERTISEMENT
Biasanya, helm tersebut akan dibentuk menyerupai kepala, dengan cangkang luar yang keras dan dilapisi busa lembut. Tekanan yang lembut dan terus-menerus diberikan lewat helm tersebut untuk membantu pertumbuhan alami kepala bayi, sambil menghambat pertumbuhan di area yang menonjol.
Penyesuaian helm dilakukan secara berkala seiring pertumbuhan kepala bayi. Helm pada dasarnya akan menyediakan ruang yang rapat dan melingkar, agar kepala bayi tetap dapat tumbuh. Bahkan, jika si kecil terus memposisikan kepalanya di satu sisi, maka helm akan memberikan bantalan untuk mencegah bagian kepala tersebut semakin datar.
Beberapa kondisi bayi inilah yang memerlukan terapi helm, Moms:
1. Plagiosefali
Plagiocephaly atau terkadang disebut sindrom kepala datar merupakan kondisi lempeng tengkorak lunak yang rata pada salah satu sisi kepala bayi. Kondisi ini tidak berbahaya bagi otak ataupun perkembangan bayi.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini cenderung terjadi pada saat bayi terlalu lama berada pada satu posisi yang sama, misalnya telentang. Tetapi, tenang saja, American Academy of Pediatric merekomendasikan berbaring telentang merupakan posisi tidur yang aman. Sehingga, sebenarnya kondisi ini cukup jarang terjadi.
Pada bayi yang masih sangat kecil, Congress of Neurological Surgeons merekomendasikan terapi fisik atau perubahan posisi secara berkala terlebih dahulu. Namun, ketika plagiocephaly terjadi pada bayi sekitar 6-8 bulan, maka disarankan untuk menggunakan helm selama ia belum mendapatkan perawatan lain.
2. Kraniosinostosis
Kraniosinostosis merupakan kondisi yang terjadi saat tulang tengkorak bayi menyatu terlalu cepat dari usia seharusnya. Kondisi ini terkadang menjadi bagian dari sindrom genetik. Dan kondisi tersebut dapat membatasi pertumbuhan otak dan menyebabkan bentuk tengkorak jadi tidak biasa, karena otak mencoba untuk bertumbuh pada area yang sempit.
ADVERTISEMENT
Beberapa gejala kraniosinostosis yang orang tua perlu waspadai, antara lain:
Pada bayi yang mengalami kraniosinostosis juga mungkin akan disertai gejala lain seperti sakit kepala, rongga mata melebar atau menyempit, hingga kesulitan melihat.
Sehingga, bayi dengan kraniosinostosis hampir selalu membutuhkan perawatan bedah, yang diikuti dengan penggunaan helm terapi.
Berapa Lama Bayi Perlu Menggunakan Helm Terapi?
Dalam sehari, bayi memerlukan memakai helm terapi selama 23 jam. Biasanya, helm hanya dilepas saat mandi atau berpakaian. Terasa lama, tetapi sebenarnya pembentukan tengkorak bayi pun terjadi dalam jangka waktu tertentu. Sehingga, penting untuk memastikan si kecil menyelesaikan terapi helm-nya sebelum tulang tengkorak mereka mulai menyatu.
ADVERTISEMENT
Penggunaan secara keseluruhan mungkin membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Bisa lebih panjang atau pendek, tergantung seberapa parah kondisi kesehatan bayi dan durasi pemakaian sehari-harinya. Dokter anak pun akan melakukan pemantauan secara berkala dan memerlukan penyesuaian yang tidak sebentar.
Dan tenang saja, selama helm terapi digunakan dengan tepat, maka tidak akan menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman pada bayi. Namun, jika helm dipasang atau dirawat dengan semestinya, maka bisa menimbulkan bau tidak sedap, mengiritasi kulit bayi, dan menimbulkan ketidaknyamanan.