Lebih Baik Mana, Protein Hewani atau Nabati untuk Anak?

9 Oktober 2020 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak makan sayur. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan sayur. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Makanan yang kaya akan berbagai nutrisi menjadi salah satu pendukung yang dapat meningkatkan sistem imunitas anak. Apalagi di situasi pandemi corona seperti ini, Anda harus memastikan kebutuhan nutrisi si kecil selalu tercukupi.
ADVERTISEMENT
Tapi, tahukah Anda, Moms bahwa protein adalah makronutrien yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar. Maka tak heran, protein memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Ya, tiap sel, otot, maupun organ lainnya dalam tubuh si kecil membutuhkan protein.
Seperti yang kita tahu, ada dua jenis protein yang bisa dikonsumsi anak, yaitu protein hewani dan nabati. Namun sebenarnya, lebih baik mana ya untuk anak, protein hewani atau nabati?
Ilustrasi Protein Foto: Shutterstock

Penjelasan Dokter soal Protein Hewani dan Nabati bagi Anak

dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Klinis menjelaskan bahwa keduanya memiliki peran yang penting dalam tubuh anak maupun orang dewasa. Namun menurutnya, protein hewani yang terdapat dalam ikan, ayam, telur, daging, hingga susu mengandung asam amino yang lebih lengkap dibandingkan protein nabati. Selain itu, kandungan vitamin dan mineralnya lebih mudah diserap oleh tubuh sehingga lebih efektif.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, anak juga perlu mengonsumsi protein nabati, Moms. Karena di dalam protein nabati terdapat lemak baik. Lain halnya dengan protein hewani yang memiliki kandungan lemak jenuh.
"Jangan lupa ada kandungan isoflavon yang memiliki fungsi sebagai antioksidan dan antikolesterol," kata dr. Juwalita dalam webinar bertema 'Biasakan Anak Terapkan Gizi Seimbang selama di Rumah Saja' bersama Danone yang dihelat belum lama ini.
Ilustrasi berbagai macam sumber protein hewani dan nabati. Foto: Shutterstock
Ada pun sumber protein nabati dapat diperoleh dari berbagai jenis kacang-kacangan dan biji-bijian. Selain itu, asupan nutrisi berbasis soya yang sudah difortifikasi juga dapat menjadi alternatif untuk si kecil. Terlebih, jika anak mengalami intoleransi laktosa atau tidak bisa mencerna laktosa dengan baik.
Sehingga, dokter yang praktik di RSPI Pondok Indah Jakarta Selatan ini menyarankan agar orang tua dapat memenuhi kebutuhan protein hewani dan nabati dengan seimbang kepada anak. Kandungan yang tidak terdapat di dalam protein hewani dapat dilengkapi dengan kandungan yang ada di protein nabati. Begitu pun sebaliknya. Namun jangan lupa pula untuk konsumsi aneka jenis buah dan sayuran. Karena hal ini pun dapat melengkapi kebutuhan nutrisi pada tubuh si kecil.
ADVERTISEMENT