Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Lesti Kejora Alami KDRT, Pahami Apa Saja Faktor Penyebabnya
30 September 2022 11:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali terjadi. Ya Moms, kita baru-baru ini dikejutkan dengan kabar Lesti Kejora yang melaporkan suaminya, Rizky Billar, atas dugaan KDRT. Dalam laporan kepolisian, KDRT terjadi saat Rizky Billar yang ketahuan berselingkuh, disebut emosi usai Lesti Kejora minta dipulangkan ke orang tua.
ADVERTISEMENT
"Mendorong korban dan membanting korban ke kasur dan mencekik leher korban sehingga korban terjatuh ke lantai dan hal tersebut dilakukan berulang-ulang," bunyi keterangan Lesti Kejora dalam surat laporan.
Fenomena KDRT memang bisa menimpa siapa saja, tidak memandang status, usia, maupun gender. Kekerasan ini banyak terjadi dalam hubungan relasi personal, di mana pelaku adalah orang yang dikenal baik dan dekat oleh korban. Salah satunya adalah tindak kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri seperti yang dialami Lesti Kejora.
Seperti tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), terdapat empat bentuk kekerasan yakni kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan penelantaran rumah tangga.
Nah Moms, apa saja sih yang biasa menjadi faktor penyebab terjadinya KDRT, khususnya secara fisik dan seksual terhadap perempuan oleh pasangannya? Yuk pahami bersama.
ADVERTISEMENT
Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Dilansir laman Kementerian Peberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA), berdasarkan hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) tahun 2016 mengungkapkan terdapat empat faktor penyebab terjadinya kekerasan fisik dan/atau seksual terhadap perempuan yang dilakukan oleh pasangan. Berikut adalah rinciannya:
1. Faktor Individu Perempuan
Perempuan berisiko 3,95 kali lebih tinggi mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual saat sering bertengkar dengan suaminya, dibandingkan yang jarang bertengkar. Perempuan yang sering menyerang suami/pasangan terlebih dahulu juga beresiko 6 kali lebih besar mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual dibandingkan yang tidak pernah menyerang suami/pasangan lebih dahulu.
Selain itu, dilihat dari bentuk pengesahan perkawinannya juga perempuan yang menikah secara kawin siri, secara agama, adat, kontrak, atau lainnya berpotensi 1,42 kali lebih besar mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual dibandingkan yang menikah secara resmi diakui negara melalui catatan sipil atau KUA.
ADVERTISEMENT
2. Faktor Pasangan
Kali ini, perempuan yang suaminya berselingkuh atau memiliki pasangan atau istri lain juga berisiko lebih besar mengalami KDRT. Begitu juga pada perempuan yang memiliki suami pengangguran berisiko 1,36 kali lebih besar, suami yang pernah minum miras cenderug 1,56 kali lebih besar, dan suka mabuk minimal seminggu sekali berisiko 2,25 kali lebih besar mengalami KDRT. Faktor lain yang juga tidak kalah berisiko adalah dari pasangan adalah suami pengguna narkotika dan pernah berkelahi fisik dengan orang lain.
3. Faktor Ekonomi
Perempuan yang berasal dari rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan yang semakin rendah cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangan. Ya Moms, ekonomi merupakan penyebab yang paling banyak menyebabkan kekerasan pada perempuan dibandingkan aspek pendidikan.
ADVERTISEMENT
4. Faktor Sosial Budaya
Sepeerti perempuan yang selalu timbul rasa khawatir akan bahaya kejahatan yang mengancam. Ternyata, perempuan yang tinggal di daerah perkotaan memiliki risiko 1,2 kali lebih besar mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangan dibandingkan mereka yang tinggal di daerah perdesaan.
Jadi Moms, ada banyak faktor penyebab KDRT yang bisa dialami oleh perempuan. Namun, tidak dipungkiri juga faktor lain seperti lingkungan dan sosial juga bisa berpengaruh. Mengutip Very Well Family, faktor lingkungan seperti perempuan yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kekerasan dan menyaksikan atau mengalami pelecehan saat masih anak-anak, membuat mereka bisa lebih mungkin mengalami atau melakukan KDRT. Sementara faktor sosial seperti kondisi masyarakat yang masih cenderung menyalahkan korban karena dianiaya, sehingga menyulitkan mereka untuk melaporkan KDRT yang dialami beserta pelakunya.
ADVERTISEMENT