Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Usai Melahirkan

30 November 2024 17:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ibu melahirkan rileks. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu melahirkan rileks. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setelah melahirkan, ibu mungkin jadi ingin segera mengkonsumsi berbagai makanan yang dilarang saat hamil. Sebab mungkin ibu berpikir, karena sudah tidak ada lagi bayi di dalam perut, jadi bebas makan apa saja. Eiits, tapi tidak begitu juga ya, Moms!
ADVERTISEMENT
Sebab setelah melahirkan ibu akan menyusui si kecil. Sehingga makanan yang dikonsumsi ibu akan terserap ke dalam ASI dan dikonsumsi bayi.
Lantas, apa saja makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi ibu setelah melahirkan? Berikut penjelasan selengkapnya.

Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari Setelah Melahirkan

1. Beberapa jenis ikan
Ilustrasi ikan todak. Foto: Shutterstock
Web MD melansir, setelah melahirkan atau selama masa menyusui ada beberapa jenis ikan yang perlu dihindari karena mengandung merkuri yang tinggi dan bisa menjadi racun berbahaya bagi bayi. Antara lain ikan hiu, todak (swordfish), tilefish (ikan dari teluk Meksiko) dan tenggiri Amerika (king mackerel).
Ikan tuna sebenarnya juga mengandung merkuri, namun dalam jumlah kecil. Bila ingin mengkonsumsinya, batasi dalam jumlah wajar yaitu tidak lebih dari 6 ons dalam satu minggu.
ADVERTISEMENT
Ibu bisa alami alergi bila ibu makan kacang-kacangan setelah melahirkan atau selama masa menyusui. Foto: Shutterstockzoom-in-white
2. Kacang-kacangan
Mengutip laman resmi AIMI, bayi bisa terkena alergi setelah menyusu dari ibu. Hal ini biasanya disebabkan oleh bahan pemicu alergi yang dikonsumsi oleh ibu, sehingga terdapat pula di dalam ASI dan diterima oleh bayi. Salah satu jenis alergen yang umum adalah kacang-kacangan.
Selain kacang-kacangan, bahan makanan lain yang dapat menyebabkan alergi adalah susu sapi, telur, tepung terigu, jagung, makanan laut, buah-buahan yang mengandung sitrus (jeruk, lemon, fruit punch, dll) dan tomat.
Tapi alergi merupakan penyakit yang kompleks, Moms. Bila mencurigai atau khawatir bayi mengalami alergi, lebih baik berkonsultasi dengan ahlinya untuk membantu menentukan pola makan ibu selama menyusui. Jangan sampai karena berpantang dari semua jenis makanan yang diduga jadi pemicu alergi, asupan gizi ibu malah jadi tidak seimbang.
ADVERTISEMENT
3. Alkohol
Ilustrasi bir Foto: dok.Shutterstock
Sebenarnya, konsumsi alkohol dalam jumlah yang wajar boleh saja untuk seorang ibu menyusui. Mengutip laman resmi AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia), sama halnya dengan sebagian besar obat-obatan, sedikit sekali alkohol yang masuk ke dalam ASI.
Tapi ibu mungkin perlu mempertimbangkan jumlah alkohol yang dikonsumsi. Firstcry Parenting melansir, beberapa ahli mengatakan konsumsi alkohol berlebihan saat menyusui berkaitan dengan kelemahan dan penambahan berat badan yang tidak biasa pada bayi hingga produksi ASI ibu.
Seandainya ragu, coba beri jeda atau tunggu setidaknya 2 jam untuk mulai lagi menyusui setelah selesai mengkonsumsi alkohol. Lebih baik lagi, diskusikan hal ini dengan dokter atau ahli laktasi, Moms.
4. Kafein dalam Jumlah Tertentu
Tak hanya kopi, kafein juga ada dalam teh, soda dan coklat dalam jumlah yang berbeda-beda. Meski tidak dilarang, batasi jumlah konsumsinya, Moms. Sebab setelah melahirkan, ibu butuh istirahat cukup. Jangan sampai karena kafein, ibu malah terus terjaga.
ADVERTISEMENT
Selain itu kafein juga dapat berpengaruh pada bayi. Seperti halnya orang dewasa, bila terlalu banyak kafein si kecil bisa jadi merasa gugup berlebihan, mudah marah, rewel bahkan sulit tidur.
Jadi lebih baik, batasi dulu teh, soda, coklat dan kopi.
5. Teh Diet
Laman resmi AIMI melansir, tidak seperti teh biasa, konsumsi teh diet mengandung kafein yang tinggi yang dapat menghambat produksi ASI. Sehingga bukan hanya dibatasi, teh jenis ini sebaiknya tidak dikonsumsi sama sekali setelah melahirkan atau selama masa menyusui.