Makanan yang Bisa Bantu Redakan Gejala Omicron pada Anak, Apa Saja?

5 Februari 2022 16:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pencernaan yang sehat juga dapat mengoptimalkan kecerdasan anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pencernaan yang sehat juga dapat mengoptimalkan kecerdasan anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Jika anak mengalami tanda-tanda terinfeksi Omicron seperti demam, batuk, hingga sakit tenggorokan, lebih baik segera bawa ke dokter. Ya Moms, di tengah lonjakan kasus Omicron sekarang ini, dokter mungkin akan meminta anak melakukan tes swab untuk menentukan apakah si kecil positif COVID-19 atau tidak.
ADVERTISEMENT
Jika anak terinfeksi Omicron, perawatan yang dilakukan biasanya akan tergantung pada derajat gejala yang dialaminya. Bila tanpa gejala atau hanya bergejala ringan, anak cukup melakukan isolasi mandiri di rumah. Namun jika bergejala sedang hingga berat, anak perlu dirawat di rumah sakit.
Selain itu, anak juga perlu mendapatkan nutrisi yang tepat agar bisa cepat sembuh dari COVID-19. Nah untuk meredakan Omicron pada anak, makanan apa ya yang perlu dikonsumsi?

Penjelasan Ketua Satgas COVID-19 soal Makanan yang Bisa Bantu Redakan Gejala Omicron pada Anak

Ilustrasi anak makan sayur. Foto: Shutter Stock
Sebenarnya tidak ada makanan khusus yang dapat membantu redakan gejala Omicron pada anak, Moms. Namun prinsipnya, anak perlu mengonsumsi gizi seimbang setiap hari.
Seperti yang dijelaskan oleh Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Yogi Prawira, SpA (K), anak tetap harus mengonsumsi gizi seimbang seperti karbohidrat, dan yang paling penting adalah konsumsi protein dan kemudian lemak.
ADVERTISEMENT
“Kemudian mikronutrien-nya bisa didapatkan dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Cukup, selama gizinya baik,” jelas dr. Yogi dalam wawancara eksklusif bersama kumparanMOM, Senin (31/1).
Kemudian, anak yang terinfeksi Omicron juga perlu diberi vitamin C, vitamin D, dan juga Zinc. Sebab berdasarkan studi, ada beberapa populasi yang mengalami defisiensi, kekurangan vitamin D, kekurangan Zinc, dan berisiko mengalami gejala corona yang berat.
“Sementara kan status anak kita kan enggak tahu. Tapi secara umum memang ada beberapa penelitian yang menyatakan sebagian anak indonesia itu mengalami defisiensi Zinc, defisiensi vitamin D. Jadi, ada dasarnya kita memberikan vitamin-vitamin tadi pada saat anak terinfeksi COVID-19,” jelasnya.
Ibu menyusui positif Corona. Foto: Shutter Stock
Lalu, bagaimana jika bayi yang terinfeksi COVID-19? Apakah boleh disusui?
Bayi yang masih menyusu, tetap perlu mendapat ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, apalagi jika masih berusia 0-6 bulan. Namun, bila ibunya juga terinfeksi COVID-19, perlu dilihat dulu bagaimana kondisinya.
ADVERTISEMENT
Jika ibunya sehat, tidak memiliki gejala COVID-19, atau gejalanya ringan, masih mampu menyusui, maka boleh menyusui bayi bayi. Namun jika ibu harus dirawat di ICU, menggunakan oksigen, mungkin ASI tidak jadi pilihan.
“Dalam ASI sendiri ada antibodi dari ibu yang akan ditransferkan secara pasif ke bayi kalau dia menyusui. Nah jadi kita harus tahu risk dan benefit-nya nih. ASI-nya bayinya harus dapat, tapi kalau isolasi ada risiko terpapar, pilihannya gimana? Bisa ASI perah,” lanjut dr. Yogi.
Namun saat menyusui atau memerah ASI, tetap melakukan protokol kesehatan yang ketat. Seperti menggunakan masker, lalu cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui atau memerah ASI.