Manfaat Menyimpan Darah Tali Pusat Bayi

2 September 2020 9:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu melahirkan normal. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu melahirkan normal. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Setelah bayi lahir, biasanya tali pusat ikut dikubur bersama dengan plasenta ari-ari. Tapi, beberapa tahun terakhir, menyimpan darah tali pusat bayi justru sedang menjadi tren.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, darah tali pusat adalah darah yang terdapat pada plasenta dan tali pusat setelah bayi lahir. Darah ini diyakini bisa digunakan untuk menangani berbagai penyakit. Benarkah demikian?

Manfaat Menyimpan Darah Tali Pusat Bayi

Ilustrasi darah tali pusat bayi. Foto: Shutterstock
Darah tali pusat mengandung banyak sel punca atau stem cells yang berperan dalam perkembangan berbagai jaringan, organ, dan sistem tubuh. Sejak tahun 2000, para ilmuwan telah membuktikan bahwa sel punca yang terdapat pada setiap bagian tubuh ini bisa berubah dan bertumbuh menjadi tipe sel lain.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Novi Gracia, SpOG, darah tali pusat bayi yang disimpan nantinya bisa digunakan untuk menangani penyakit yang berhubungan dengan darah. Misalnya saja, stroke, gangguan jantung, luka bakar, luka diabetik, cedera otak hingga kanker darah.
ADVERTISEMENT
"Ada 80 penyakit yang berhubungan dengan darah dan bisa disembuhkan," jelas dr. Novi dalam Webinar Pentingnya Menyimpan Darah Tali Pusat yang diselenggarakan CordLife beberapa waktu lalu.
Melalui proses transplantasi stem cells, sel-sel tubuh yang sudah rusak karena penyakit dapat digantikan, sehingga memicu regenerasi sel tubuh. Inilah alasan mengapa sel tersebut bisa digunakan untuk membantu pasien dengan penyakit kronis yang berhubungan dengan darah.

Proses Pengambilan Darah Tali Pusat

Ilustrasi melahirkan bayi. Foto: Thinkstock
Proses pengambilan darah tali pusat dilakukan segera setelah bayi lahir. Dokter akan menjepit dan memotong tali pusat, kemudian memasukkan jarum ke pembuluh darah vena umbilikal pada tali pusat yang masih menempel pada plasenta. Kemudian darah mengalir untuk dikumpulkan.
"Konsultasi dengan dokter berapa banyak stem cells yang diperlukan dan tanyakan juga bisa digunakan berapa kali," tambah dr. Novi.
ADVERTISEMENT
Pengambilan darah tali pusat ini bisa dilakukan baik pada ibu yang melahirkan normal ataupun dengan operasi caesar. Setelah proses pengambilan darah dilakukan, darah kemudian disimpan dalam kantong tertutup, lalu dikirim bank darah tali pusat untuk diperiksa dan disimpan.
Lantas, bagaimana bila ibu punya penyakit turunan seperti HIV atau hepatitis? Apakah darah tali pusat bayi tetap bermanfaat bila disimpan?
"Jika ada penyakit ibunya, maka akan dicek atau di skrinning terlebih dahulu," paparnya.

Darah Tali Pusat Bisa Digunakan untuk Saudara Kandung

tali pusat bayi Foto: Shutterstock
Moms, menariknya, menyimpan darah tali pusat bayi ternyata tak hanya bermanfaat untuk menangani penyakit si kecil saja, tapi memungkinkan juga untuk digunakan saudara kandungnya.
"Bisa digunakan untuk diri sendiri, saudara kandung, saudara sepupu, atau anggota keluarga lain. Tapi, memang akan dicek dulu, cocok atau tidak," kata dr. Novi.
ADVERTISEMENT
Efektivitas penyimpanan darah tali pusat bahkan bisa digunakan hingga tiga generasi. Ya, berdasarkan jurnal terbaru, darah tali pusat bisa disimpan hingga 100 tahun di bank darah.
Jadi, perlukah kita menyimpan darah tali pusat bayi?
Sebagai pertimbangan, Anda perlu tahu bahwa proses penyimpanan darah tali pusat ini memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Setelah mengetahui manfaat dan harganya, Anda bisa menentukan sendiri apakah akan melanjutkan proses tersebut atau tidak.
Yang jelas, bila Anda tertarik untuk menyimpan darah tali pusat bayi, sebaiknya Anda sudah berkonsultasi dengan dokter kandungan sejak hamil. Sebab, pengambilan darah tali pusat memang hanya bisa dilakukan segera setelah bayi lahir.