Manfaat Puasa Bagi Anak dari Segi Kesehatan

19 Maret 2024 12:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak puasa. Foto: Mama Belle and the kids/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak puasa. Foto: Mama Belle and the kids/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bulan Ramadan adalah momen yang tepat untuk mengajari anak puasa. Ya Moms, dengan mengajari anak puasa, saat balig nanti ia sudah terbiasa dan tidak kesulitan lagi menjalankan salah satu rukun Islam tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun sebelum mengajari anak puasa, pastikan melihat kondisi kesehatan dan mentalnya, ya. Jangan sampai latihan puasa justru membuat anak sakit atau trauma.
Dari sisi medis, dokter menyarankan anak untuk mulai puasa saat usia 7 atau 8 tahun. Sementara dari sisi psikologis, menurut psikolog dari Rumah Dandelion Orissa Anggita Rinjani, anak bisa mulai dikenalkan puasa sejak usia 4-5 tahun.
Tentu pengenalan puasa perlu dilakukan bertahap ya, Moms. Jangan langsung dipaksa puasa sehari penuh seperti orang dewasa. Melainkan dimulai dari puasa setengah hari, baru dilanjutkan dengan puasa penuh setelah dirasa mampu.
Selain itu, dari segi kesehatan, puasa juga memberikan banyak manfaat bagi anak, lho. Apa saja?

Manfaat Puasa Bagi Anak dari Segi Kesehatan

Ilustrasi anak puasa. Foto: pakww/Shutterstock
Kemenkes melansir, puasa memberikan dampak positif bagi kesehatan anak, seperti:
ADVERTISEMENT
Menghilangkan Racun dalam Tubuh Anak
Puasa membuat anak jadi jarang jajan di luar, sehingga akan terhindar dari makanan yang berbahan pengawet, berperisa buatan, dan berpemanis buatan.
Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Puasa juga bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak sehingga tidak mudah sakit. Saat puasa, sel-sel di dalam tubuh melakukan regenerasi sehingga membentuk daya tahan tubuh jadi lebih kuat untuk melawan virus atau penyakit.
Mencegah Kelebihan Berat Badan
Berpuasa dapat mencegah anak memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Sebab selama siang hari tidak ada asupan makanan ke dalam tubuh. Jika pola makan setelah buka puasa teratur dan asupannya bergizi, berat badannya akan lebih terkontrol.
Membuat Pola Makan Lebih Teratur
Pola makan anak akan menjadi lebih teratur saat berpuasa, karena mereka hanya akan makan besar saat buka puasa dan sahur. Pastikan anak mengonsumsi makanan bergizi yang cukup, agar ia memiliki energi untuk beraktivitas sepanjang hari.
ADVERTISEMENT

Tips Temani Anak Latihan Puasa

Ilustrasi anak belajar puasa. Foto: ZouZou/Shutterstock
Biarkan Anak Puasa Bertahap
Bila anak memang masih sangat kecil, orang tua dapat mengajarkan untuk melakukan puasa secara bertahap. Misalnya, boleh makan saat jam 12 siang dan kemudian puasanya dilanjutkan kembali. Seiring berjalannya waktu, geser terus waktu berbukanya menjadi waktu buka puasa normal.
Sajikan Menu Berbuka dan Sahur yang Menyenangkan
Buatkan menu sajian yang menggugah seleranya. Tidak ada salahnya juga untuk menanyakan langsung kepada anak menu yang mereka inginkan dan tetap pastikan agar nutrisinya tetap seimbang.
Libatkan Anak saat Menyiapkan Sahur dan Buka Puasa
Cobalah melibatkan si kecil dalam proses sehari-hari selama bulan Ramadan agar ia bisa menikmati serunya berpuasa. Biarkan ia berkreasi saat menyusun makanan yang hendak disajikan di meja makan.
ADVERTISEMENT
Catat Kemajuan Anak Setiap Hari
Buat kalender warna-warni untuk mencatat target dan pencapaian puasa. Setiap hari mereka bisa menyelesaikan puasa dengan baik, tempelkan stiker bintang pada kalender dan tuliskan kata-kata penyemangat. Cara ini bisa membuat anak bangga atas usaha mereka dan mendorong mereka untuk lebih semangat berpuasa.
Beri Pujian
Sebaiknya hindari memarahi anak yang belum mampu puasa seharian penuh. Sebaliknya, orang tua harus memberikan dukungan agar ia termotivasi untuk melakukan yang lebih baik keesokan harinya. Berikan ia pujian atas setiap usaha yang dilakukan si kecil. Selain itu, selama tidak berlebihan, orang tua juga boleh memberikan hadiah untuk anak saat Hari Raya Idul Fitri sebagai apresiasi atas perjuangannya menjalani puasa.
Yang perlu diingat, dalam mengajarkan anak tentang puasa, dibutuhkan kesabaran, pengertian, serta dukungan yang besar dari orang tua. Pasalnya setiap anak tentu memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun, dengan pendekatan dan dukungan yang tepat, orang tua pasti bisa membantu anak dalam menjalankan ibadah puasa serta nilai-nilai keagamaan yang ada di dalam ibadah puasa itu sendiri.
ADVERTISEMENT