Masalah yang Umum Terjadi saat Balita Toilet Training

9 Maret 2023 17:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Toilet training. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Toilet training. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Salah satu tahapan paling penting dan menantang dalam pengasuhan anak adalah toilet training. Toilet training bisa berlangsung mudah bagi sebagian anak, tapi tak sedikit juga yang butuh waktu adaptasi cukup lama.
ADVERTISEMENT
Bahkan terkadang ada anak yang sudah lama 'lulus' toilet training, tiba-tiba mengompol lagi. Ada juga yang selalu menolak saat diajak ke kamar mandi meski hanya untuk pipis.
Nah Moms, mengutip Parents, berikut masalah toilet training yang kerap terjadi dan cara mengatasinya.

Masalah yang Kerap Muncul saat Toilet Training

Apakah Anak Siap?
Anak laki-laki sedang toilet training Foto: Shutterstock
Beberapa anak siap memulai toilet training sejak usia 18 bulan, tetapi yang lain mungkin mendekati usia 3 tahun. Berapa pun usia si kecil, yang paling penting adalah ketertarikan mereka pada proses tersebut, Moms. Sebab diakui atau tidak, toilet training memang bukan proses yang mudah.
"Proses toilet training memang tidak cepat, dan tidak mulus," kata Dr. Maureen O'Brien, Ph.D., direktur pengasuhan dan perkembangan anak di The First Years di Avon, Massachusetts.
ADVERTISEMENT
Toilet training bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan pada anak. Terlebih lagi, semakin besar anak, semakin mampu menahan buang air besar atau menunda kencing ketika mereka merasa tidak nyaman. Sayangnya kebiasaan buruk ini bisa mengakibatkan sembelit dan infeksi saluran kelamin (ISK).
Jadi apa yang harus dilakukan agar anak ‘lulus’ toilet training? Menurut Dr. Maureen, yang paling penting adalah memberi anak waktu, Moms.
Penting juga untuk melibatkan anak dalam segala prosesnya. Dari memilih pakaian dalam hingga kursi pispot atau dudukan toilet portabel agar membuat si kecil memiliki kendali pada proses tersebut.
Kenapa Anak Tidak Memberi Tahu saat Kebelet?
Terkadang hal ini membuat frustrasi ya, Moms. Namun ternyata, pergi ke kamar mandi bukanlah hal sederhana bagi balita. Dr. Maureen menyebut, anak perlu mempelajari seperti apa hasrat ingin kencing atau BAB karena umumnya mereka belum bisa membedakan keinginan dan kemauan.
ADVERTISEMENT
Penyebab lain anak sering ngompol adalah karena distraksi. Misalnya punya mainan baru atau ada teman dan saudara yang berkunjung. Bahkan menurut Dr. Maureen, balita merasa hari-harinya sibuk, lho!
Nah Moms, solusinya adalah dengan menjadwalkan waktu ke kamar mandi secara konsisten. Selain itu pahami tanda-tanda ia ingin kencing atau BAB. Misalnya anak terlihat bergoyang-goyang seperti menahan pipis, atau terdiam seperti hendak mengejan.
Beri mereka pengingat dan isyarat verbal, lalu beri tahu mereka bahwa sudah waktunya untuk ke kamar mandi. Jangan lupa hargai usahanya, meskipun ia duduk di dudukan toilet namun tidak melakukan apa pun.
Kenapa Ada Anak yang Takut ke Toilet?
Dalam beberapa kasus, ada anak yang takut hingga meronta-ronta saat diajak ke toilet. Mereka beralasan takut dengan berbagai penjelasan yang mungkin terasa tak masuk akal bagi orang tua. Misalnya takut dengan suara flush, takut duduk di pispot, atau takut saat masuk ke kamar mandi selain di rumah.
ADVERTISEMENT
Moms, tidak pernah ada cara cepat dan ajaib yang bisa menghilangkan ketakutan seseorang akan sesuatu, termasuk jika itu dialami anak. Satu-satunya cara adalah dengan memahami ketakutan yang dirasakan si kecil dan tetap mendampinginya untuk terus mencoba.
Berikan contoh sederhana secara rutin, seperti menunjukkan bahwa orang tuanya selalu ke kamar mandi dengan riang dan tanpa ada masalah atau hal negatif yang dialami. Cara itu setidaknya membuat si kecil tenang dan perlahan bisa mencontohnya.
Kenapa Masih Sering Ngompol dan Apa yang Harus Dilakukan
Moms, selalu ada saja momen anak tiba-tiba mengompol. Tak jarang hal itu terjadi ketika di luar rumah dan di tempat umum. Lantas harus bagaimana, ya?
Pertama, hindari menghukum anak! Ya Moms, menghukum anak saat ia mengompol di tempat umum hanya akan mempengaruhi kepercayaan dirinya dan membuat trauma. Menurut Dr. Maureens, hukuman membuat anak cenderung tidak akan mencoba lagi dan justru akan lebih sering mengompol. Lagi pula, anak sudah malu.
ADVERTISEMENT
Alih-alih menghukum, cobalah tanggapi dengan sabar dan dorong mereka untuk terus berusaha. Misalnya, jika mereka mengompol karena tidak mematuhi jadwal ke kamar mandi sebelum pergi. Ingatkan apa yang perlu mereka lakukan, seperti harus ke kamar mandi dulu sebelum pergi. Kuncinya adalah dukungan yang positif, Moms.
Bagaimana Jika Terjadi Kemunduran Progres?
Si kecil sudah berminggu-minggu tidak mengompol, tapi kemudian ia mengompol lagi! Rasanya seperti harus memulai dari awal lagi ya, Moms.
Namun tenang, itu adalah kondisi yang normal, kok. Tak sedikit anak yang sempat mengalami kemunduran dalam proses toilet training. Biasanya mereka kembali ngompol setelah sekian lama tertib karena ada pemicunya. Misalnya sedang terjadi perubahan ritme dalam kesehariannya, seperti mulai masuk sekolah, ada saudara baru, pindah rumah, atau hal lainnya.
ADVERTISEMENT
Cobalah obrolkan dengan anak apa yang dia rasakan. Dengarkan penjelasannya, dan yakinkan ia untuk kembali disiplin lagi ke kamar mandi.