Masih Sedikit Ibu Hamil dengan Sifilis yang Diobati, Apa Dampaknya ke Bayi?

9 Mei 2023 9:25 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masih Sedikit Ibu Hamil dengan Sifilis yang Diobati, Apa Dampaknya ke Bayi? Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Masih Sedikit Ibu Hamil dengan Sifilis yang Diobati, Apa Dampaknya ke Bayi? Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa kasus sifilis atau penyakit raja singa di Indonesia mengalami peningkatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Bahkan, penyakit menular seksual ini tidak hanya dialami orang dewasa, bahkan anak-anak, termasuk bayi.
ADVERTISEMENT
Sifilis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Treponema pallidum. Dikutip dari laman Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, cara paling umum penyebaran sifilis adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual. Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet pada kulit atau selaput lendir
Data Kemenkes menunjukkan, terhitung sejak 2018-2022, terjadi peningkatan infeksi sifilis hingga hampir 70 persen. Dari 12.484 kasus pada tahun 2018, lalu meningkat jadi 20.783 kasus di 2022.
Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anak yang belum lahir alias ibu hamil. Data Kemenkes mengungkapkan bahwa penularan sifilis terhadap bayi yang belum atau baru dilahirkan mencapai 69 hingga 80 persen.
Sayangnya, menurut juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, jumlah ibu hamil yang mengalami sifilis masih cukup banyak, dan bahkan cukup banyak yang belum diobati.
ADVERTISEMENT
"Ibu hamil dengan sifilis yang diobati masih rendah, hanya di kisaran 40 persen. Sisanya 60 persen tidak dapat pengobatan dan berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan," ucap Syahril dalam webinar 'Melindungi Anak dari Penyakit Menular Seksual'.
Masih Sedikit Ibu Hamil dengan Sifilis yang Diobati, Apa Dampaknya ke Bayi? Foto: Shutter Stock
Apa sih yang membuat ibu-ibu dengan sifilis enggan memeriksakan rutin dan mengobati penyakitnya? Ternyata, Syahril menyebut masih banyak stigma negatif dari masyarakat tentang penderita sifilis.
Hal ini membuat jumlah wanita yang memeriksakan dirinya pun masih sedikit. Data menunjukkan, dari lima juta kehamilan hanya 25 persen ibu hamil yang diskrining. Saat dites, setidaknya 0,5 persen atau sekitar 5.590 ibu hamil yang dinyatakan positif. Namun, dari jumlah tersebut hanya 41 persen yang diobati.
ADVERTISEMENT
"Ini kewaspadaan terhadap semua masyarakat, begitu besarnya dampak sifilis kepada anak-anak yang akan dilahirkan apabila seseorang itu tidak mendapatkan perlakukan pengobatan dengan baik," tegas Syahril.

Dampak Ibu Hamil dengan Sifilis terhadap Bayi

Nah Moms, sifilis lebih banyak menular akibat berhubungan seks dengan penderita sifilis. Selain itu, penyebaran juga bisa terjadi melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita, atau menular dari ibu ke janin saat kehamilan atau persalinan.
Pada ibu hamil yang terkena sifilis, dapat menyebarkan penyakit menular seksual ini kepada anaknya. baik saat di dalam kandungan maupun persalinan. Kondisi ini disebut juga sifilis kongenital.
"Yang dapat mengakibatkan anaknya bisa abortus kelahirannya (atau keguguran), bayi lahir mati, atau kalau lahir akan alami sifilis kongenital yang punya kelainan cacat bawaan," ucap Syahril.
ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Anucha Cheechang/Shutterstock
Dalam beberapa kasus, bayi juga bisa meninggal sesaat setelah dilahirkan. Bila berhasil hidup, bayi yang lahir dengan sifilis kongenital biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu pada awalnya. Namun, beberapa bayi bisa muncul ruam di bagian telapak tangan atau telapak kaki, serta pembengkakan kelenjar getah bening dan organ limpa.
ADVERTISEMENT
Kondisi sifilis kongenital dapat menimbulkan komplikasi serius, antara lain:
1. Kelainan bentuk tulang, seperti batang hidung yang rata karena tulang rawan rusak dan dahi yang menonjol karena peradangan.
2. Kelainan bentuk gigi.
3. Anemia berat
4. Pertumbuhan tulang yang abnormal.
5. Meningitis
6. Gangguan saraf, seperti buta atau tuli.
Maka dari itu, bila Anda atau orang terdekat ada yang mengalami sifilis dan berencana program hamil, segera obati ke dokter. Sehingga, risiko penularan pada bayi bisa diminimalisir, serta kondisi kesehatan ibu dan calon bayi pun akan lebih maksimal ya, Moms.