Memahami Infertilitas Sekunder yang Kerap Disalahpahami Orang Tua

19 Maret 2023 19:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Beberapa orang tua mengaku khawatir mengalami infertilitas sekunder karena tak kunjung hamil anak kedua. Ya Moms, infertilitas sekunder adalah kondisi pada pasangan suami istri yang sudah punya anak dan kesulitan untuk punya anak berikutnya.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut penasihat kesuburan Emma Cannon, terkadang para pasangan yang curiga mengalami infertilitas sekunder, sebetulnya tidak mengalaminya. Bahkan 50 persen ibu yang ia temui dan mengeluhkan infertilitas sekunder, sebetulnya tidak mengalami masalah kesuburan sama sekali.
Emma menyebut, seseorang atau pasangan bisa dikategorikan mengalami infertilitas sekunder jika telah berhubungan seks rutin 2-3 kali dalam seminggu selama satu tahun. "Ekspektasi sangat tinggi setelah hamil cepat pertama kali, jadi wanita sering panik ketika tidak segera terjadi untuk kedua kalinya," kata Emma, dikutip dari Scarry Mommy.
Lantas apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya? Simak dalam penjelasan di bawah ini, ya.

Penyebab seseorang lebih lama hamil

ilustrasi pasangan suami istri konsultasi kesuburan Foto: shutterstock
Menurut Emma, ibu yang khawatir mengalami infertilitas sekunder biasanya tidak mengalami kesulitan saat hamil anak pertama. Namun faktanya, tingkat kesuburan ibu dan ayah mungkin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
ADVERTISEMENT
"Kualitas sel telur akan menurun setelah Anda berusia 35 tahun dan jumlah telur Anda menurun dari tahun ke tahun, juga Anda lebih berisiko terkena fibroid yang dapat mengganggu kesuburan," kata ahli kesuburan lain, Zita West.
Selain itu, biasanya sebelum kehamilan pertama, ibu telah menjaga pola makannya. Dari makan-makanan sehat, tidak minum alkohol, merokok, dan memperhatikan berat badan. Sedangkan pada kehamilan kedua, mungkin ibu tak lagi sedisiplin itu.
Penyebab umum lain adalah karena kelelahan dan stres dalam mengasuh anak pertama. Selain mengganggu secara fisik dan psikologis, bisa juga mempengaruhi rutinitas berhubungan seks dengan suami.
“Kelahiran sebelumnya juga bisa berperan. Jika ada masalah dengan jaringan parut atau infeksi rahim setelah melahirkan atau operasi caesar, hal ini dapat mempersulit sel telur untuk berimplantasi karena penyumbatan tabung," kata Emma.
ADVERTISEMENT
"Dan jika Anda masih menyusui, hormon prolaktin mengganggu ovulasi dan juga dapat menghambat kehamilan," imbuh Zita. Namun, mengurangi waktu makan, terutama pada malam hari, dapat memperbaiki kondisi ini.

Mungkinkah PCOS?

Ilustrasi PCOS. Foto: Shutterstock
Sindrom ovarium polikistik atau PCOS, yakni ketika seorang wanita memiliki kista kecil di indung telurnya dan mungkin tidak melepaskan sel telur secara teratur, juga bisa menjadi penyebabnya.
“Terkadang (PCOS) tidak terdeteksi pada kehamilan pertama dan hanya menimbulkan masalah saat wanita mencoba (hamil) lagi,” kata Zita. Salah satu gejala PCOS adalah penambahan berat badan dan kelebihan berat badan yang dapat memperparah gejala lain. Seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, jerawat, dan pertumbuhan rambut.

Pilihan pengobatan

Dokter akan memeriksa periode ovulasi istri dan kualitas sperma suami. Jika berusia di atas 35 tahun, istri mungkin akan diperiksa lebih cepat karena semakin lama menunggu, semakin kecil peluang keberhasilannya.
ADVERTISEMENT
Apa pun hasil tesnya, perawatan setiap pasangan akan berbeda, tergantung pada alasan infertilitas masing-masing.

Tips agar cepat punya anak

Ilustrasi wanita olahraga. Foto: Shutter Stock
Cobalah terapkan gaya hidup sehat dengan olahraga teratur dan diet seimbang, Moms. Hindari merokok, minum minuman beralkohol, dan apa pun yang berpotensi menghambat kehamilan.
Rutin berhubungan seks juga bisa meningkatkan peluang kehamilan, Moms. Sperma dapat bertahan hidup selama empat hari di saluran tuba, jadi jika sudah siap dan menunggu saat sel telur dilepaskan, peluang kehamilan akan lebih tinggi.
“Infertilitas sekunder bisa menjadi perjalanan yang menegangkan, jadi apa pun yang dapat menenangkan pikiran, seperti akupunktur , aromaterapi, meditasi, atau yoga mungkin patut dicoba,” kata Emma.
Yoga dan akupunktur bisa membantu melancarkan aliran darah di rahim dan meningkatkan kesuburan. Yoga bisa membantu mengatur otak yang jadi pengontrol hormon.
ADVERTISEMENT