Memahami Red Flag Kecerdasan Akademis dan Emosional Si Kecil

2 Juni 2022 14:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Memahami hambatan kecerdasan akademis dan emosional anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Memahami hambatan kecerdasan akademis dan emosional anak. Foto: Shutterstock
Menyaksikan tumbuh kembang anak berjalan optimal bisa menjadi kegembiraan tersendiri bagi setiap orang tua. Oleh sebab itu, orang tua perlu memberikan nutrisi dan stimulasi yang tepat sesuai usia anak.
Saat mendampingi si kecil di usia emasnya, Anda juga perlu paham soal red flags atau tanda bahaya pada tumbuh kembang anak. Dilansir jurnal yang diterbitkan Wellness and Healthy Magazine, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016, menyebutkan bahwa secara global, tercatat 52,9 juta anak-anak berusia di bawah 5 tahun memiliki gangguan perkembangan. Di samping itu, prevalensi keterlambatan perkembangan di Indonesia sebanyak 7,51 persen dari populasi.
Nah, untuk mencegah terjadinya hambatan saat tumbuh kembang anak, hal pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah memahami penyebab yang dilanjutkan dengan cara mengatasinya. Berdasarkan laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), perkembangan anak terdiri atas motorik kasar, motorik halus, bahasa atau bicara, dan personal sosial atau kemandirian.
Untuk mengetahui apakah anak mengalami tanda bahaya perkembangan, orang tua perlu melakukan deteksi dini atau skrining perkembangan pada anak. Misalnya saja, munculnya gerakan yang tidak terkontrol dan perhatian yang inkonsisten sebagai tanda hambatan perkembangan motorik kasar dan motorik halus, tidak responsif saat dipanggil dan tidak dapat menunjukkan ekspresi sebagai red flag sosio-emosional, hingga ketidakmampuan merangkai tiga kata meski telah berusia 36 bulan sebagai tanda speech delay dan gangguan kognitif.
Bila menemukan tanda-tanda berikut, apa yang perlu orang tua lakukan?
Salah satu caranya adalah dengan selalu mendampingi dan ikut serta dalam proses belajar maupun bermain si kecil di usia emasnya. Untuk merangsang kecerdasan akademis, Anda bisa rutin membacakan buku, bermain puzzle, atau bahkan sesederhana mengobrol sebelum tidur.
Sedangkan untuk stimulasi kecerdasan emosional, Anda bisa mulai mengajak anak untuk lebih bebas mengekspresikan emosinya, misalnya melalui gambar, cerita, atau bahkan nyanyian. Biarkan anak memvalidasi perasaannya saat senang, marah, atau sedih dengan tetap menemaninya.
Selain memberikan stimulasi, asupan nutrisi anak juga sangat memengaruhi kecerdasan si kecil. Anda bisa memberikan nutrisi yang bisa meningkatkan kinerja otak si kecil, seperti DHA dan MFGM (Milk Fat Globule Membrane) atau lapisan lemak alami susu yang kaya protein dan lemak esensial. Nutrisi ini penting untuk mendukung kecerdasan akademis dan emosional si kecil.
Lantas, apa peran penting nutrisi untuk menstimulasi keseimbangan kecerdasan akademis dan emosional anak? Yuk, simak selengkapnya di Instagram Live A+ Talk episode dua “Red Flag Perkembangan Akademis & Emosional”, Jumat, 3 Juni 2022, pukul 18.00 WIB, live di Instagram @enfaclub dan @kumparanmom.
Brand Manager Enfagrow A+, Syara Anisa; Dokter Spesialis Anak, dr. Attila Dewanti, Sp.A (K); dan A+ Mom, Zivanna Letisha; akan membahas berbagai red flags tumbuh kembang anak, tips mengatasi hambatan pada pertumbuhan si kecil, hingga bagaimana peran nutrisi terhadap stimulasi kecerdasan akademis dan emosional.
Bukan itu saja, jangan lewatkan kesempatan mendapatkan hadiah ratusan ribu rupiah dan voucher belanja dari Alfamart untuk 3 orang penanya terbaik. Yuk, tandai jadwalnya di kalender agar tidak ketinggalan talkshow bersama Enfagrow ini.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Enfagrow