Memaksimalkan Permainan Edukatif untuk Anak, Bagaimana Caranya?

28 Juli 2023 14:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi permainan anak 1 tahun. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi permainan anak 1 tahun. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menstimulasi kecerdasan anak, bahkan sejak di dalam kandungan. Misalnya, selama hamil ibu harus makan makanan bergizi dan tidak boleh stres. Dan setelah anak lahir, stimulasi bisa dilanjutkan salah satunya lewat bermain.
ADVERTISEMENT
Kenapa bermain menjadi faktor penting dalam mengembangkan kecerdasan si kecil? Menurut Psikolog Klinis Firman Ramdhani, M.Psi, kedekatan anak dan orang tua saat bermain berperan penting, karena si kecil bisa mengembangkan berbagai keterampilan seperti fisik dan motoriknya. Setiap interaksi mereka pun bisa membantu mengembangkan kemampuan sosialnya, lho!
"Termasuk faktor bermain karena kelekatan orang tua dan anak tidak bisa pake cara lain selain bermain. Jadi itu banyak sekali faktornya, termasuk mendapat stimulasi yang rich atau tidak," kata Firman dalam press conference Toys for Kids di Neo Soho, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
Selain metode pembelajaran yang tepat, Firman mengungkapkan bahwa menstimulasi kecerdasan anak juga bisa dilakukan dengan alat-alat penunjang lainnya, seperti alat permainan edukatif.
ADVERTISEMENT

Kriteria Memilih Mainan Edukatif untuk Anak dan Cara Bermainnya

Seorang anak bermain menyusun balok kayu. Foto: siro46/Shutterstock
Banyak sekali jenis permainan anak yang tersedia di pasaran maupun online. Tetapi, untuk memilih mainan anak pun ternyata perlu mempertimbangkan berbagai macam hal agar cara memainkannya pun lebih efektif.
Firman menjelaskan, prinsipnya saat memilih mainan untuk anak harus dilihat bahannya, apakah berbahaya atau tidak. Karena meskipun anak sudah melewati fase oralnya, si kecil bisa jadi masih suka memasukkan mainan ke mulutnya.
"Kedua, mainan yang mengaktifkan interaksi dan bisa dimainkan sama orang lain. Supaya anak dapat porsi human interactionnya. Jadi kalau dibilang mainan anak, pertama safety dan tidak berisiko mudah rusak. Mau mainan apa pun yang penting dimainkan sama orang lain," tegas Firman.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan jumlahnya tidak perlu diberikan banyak pilihan mainan dalam satu waktu. Sebab, Firman menyebut bahwa dari sedikit mainan pun bisa dimainakn dengan berbagai gaya. Sehingga, cara ini bisa mengasah anak untuk berpikir kreatif dalam memainkan permainannya.
"Mainan tidak boleh dikasih banyak dalam satu waktu. Kita maksimalkan itu dengan melatih kreativitasnya juga. Jadi ketika anak dikasih satu mainan dengan gaya bermacam-macam itu bagus. Tapi lebih baik ketika main ada orang tuanya yang ikutan, jadi panjang usia mainannya," tutup psikolog yang praktik di Brawijaya Hospital Duren Tiga itu.