Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, sangat menyenangkan melihat bagaimana reaksi atau mimik wajah anak mengkonsumsi berbagai makanan untuk pertama kalinya! Namun biasanya proses anak makan lahap ini tak akan lama, sebab mereka cenderung mudah bosan. Apalagi ia terus-terusan mengonsumsi makanan dengan rasa yang sama selama beberapa pekan.
Tentu saat anak memasuki periode gerakan tutup mulut (GTM), Anda harus memutar otak agar anak bersedia makan. Sebab, apabila anak tak mau makan hingga kekurangan vitamin, akan berdampak buruk pada tumbuh kembangnya.
Dikutip dari Verywell Family, Senin (1/5) garam adalah bagian alami dari makanan manusia, tetapi kebanyakan orang saat ini makan terlalu banyak. Hal itu bisa menyebabkan masalah kesehatan. Dalam laman itu dijelaskan, bayi sebaiknya mengonsumsi garam dalam jumlah kecil saja.
ADVERTISEMENT
Dokter spesialis anak sekaligus Direktur Eksekutif Medis di GoodRX, Preeti Parikh, mengatakan hingga usia 12 bulan, bayi sudah mendapatkan cukup garam dari susu formula dan ASI.
"Hingga usia 12 bulan, bayi Anda mendapatkan cukup garam dari susu formula dan ASI, jadi tidak perlu menambahkan garam ke makanan lain. Setelah itu, hanya aman dalam jumlah yang sangat terbatas," ujar Parikh.
Lalu, apakah garam aman untuk bayi?
Garam alami yang terdapat dalam ASI atau susu formula aman untuk bayi, tetapi hanya itu yang mereka butuhkan. Menurut Parikh, menambahkan garam ke makanan padat tidak diperlukan untuk bayi di bawah usia 1 tahun.
Ahli diet klinis di Mercy Medical Center di Baltimore, Amerika Serikat, Kristian Morey mengatakan sebaiknya Anda tidak menambahkan garam saat memasak. Anda juga sebaiknya menghindari memberi bayi Anda makanan olahan atau makanan restoran, yang seringkali tinggi sodium.1
ADVERTISEMENT
"Garam, atau natrium klorida, adalah nutrisi penting yang secara alami ada di sebagian besar makanan dan terdapat dalam susu formula dan ASI. Tidak perlu menambahkan garam ke makanan bayi dalam banyak kasus," ujarnya.
Sementara Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memiliki takaran gula dan garam yang aman untuk diberikan ke anak. Hal itu dijelaskan dokter Meta Herdiana Hanindia, Sp.A(K) dalam instagram story-nya.
Berdasarkan rekomendasi dari Codex Standard for Processes Cereal-based Foods for Infants and Young Children, garam boleh ditambahkan pada MPASI asalkan jumlahnya tidak berlebihan. Hal itu perlu mempertimbangkan kebutuhan asupan harian natrium dan fungsi ginjal bayi yang belum sempurna.
Sementara itu, National Health Service merekomendasikan takaran garam pada bayi usia 0 - 12 bulan adalah kurang dari 1 gr atau setara 0,4 gr natrium.
ADVERTISEMENT
Kemudian untuk anak usia 1 - 3 tahun dapat diberikan 2 gr per hari atau setara dengan 0,8 gr natrium. Takaran ini sesuai dengan kemampuan rata-rata lidah dalam menerima rasa asin.
Dokter Meta menyebut, dalam penelitian yang dilakukan IDAI, preferensi rasa asin pada bayi sudah muncul sejak usia 4 bulan dan menetap sampai usia 2 tahun. Nah, itulah alasannya bayi terkadang menolak MPASI yang disajikan. Mungkin saja dia tak suka dengan rasanya atau terlalu hambar.