Mendidik Anak agar Tumbuh dengan Watak Empati

25 Desember 2017 18:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak tidak mempunyai empati /Pixabay (Foto: Dok.Pixabay )
zoom-in-whitePerbesar
Anak tidak mempunyai empati /Pixabay (Foto: Dok.Pixabay )
ADVERTISEMENT
Jika ditanya apa pelajaran yang wajib diberikan kepada anak-anak, mungkin belajar bersikap empati menjadi salah satu jawabannya. Manusia hidup di dunia modern dengan watak narsistik dan tidak peduli terhadap sesama. Kemiskinan, kebencian, dan kekerasan, akan semakin mewabah jika kepedulian tidak ditanamkan sejak dini.
ADVERTISEMENT
Anak sebaiknya diajarkan untuk tidak acuh terhadap keadaan di sekitarnya. Pakar parenting Rokhmah Yulianti berujar bahwa sikap empati harus dibiasakan oleh interaksi sehari-hari dengan orang tua.
Dikutip dari laman Kemendikbud, mengajarkan empati dapat dimulai dengan membawa anak berinteraksi dengan mereka yang kurang beruntung. Ajak anak untuk berkunjung ke panti asuhan, menyapa pedagang kecil, berinteraksi dengan pengemis, atau kelompok marjinal lainnya. Tanamkan dalam diri anak bahwa kondisinya saat ini bisa lebih baik karena beruntung.
Kemudian dilanjutkan dengan mendorong anak untuk berbagi dengan yang lain. Tanamkan pada diri anak bahwa dia memiliki peran untuk memperjuangkan penghidupan orang lain. Diawali dengan memberi bantuan, hingga ikut memikirkan solusi dari permasalahan yang dihadapi kaum marjinal.
ADVERTISEMENT
Jangan anggap orang-orang tersebut sebagai kutukan yang harus dipandang sebelah mata. Tanamkan pada diri anak bahwa kelak ketika mereka sudah besar, mereka harus menjadi bagian perubahan.
Kepedulian terhadap lingkungan juga dapat ditanamkan dengan kebiasaan di rumah. Mulai ajak anak untuk selalu menjaga kebersihan rumah. Beri anak tanggung jawab untuk menjaga kamarnya tetap bersih. Tanamkan pada diri mereka bahwa orang yang malas adalah orang yang tidak peduli dengan orang dan akan berujung pada kegagalan.
Ruang belajar empati kemudian diperluas cakupannya. Dorong anak untuk terlibat dalam bersih-bersih lingkungan di sekolah. Ketika sedang bersama anak, beri contoh yang konkret seperti memungut sampah di jalan, mengingatkan orang yang membuang sampah sembarangan, hingga membantu lansia menyeberang.
ADVERTISEMENT
Tidak lupa anak juga diajari untuk peduli terhadap dirinya sendiri. Banyak orang sering mengorbankan dirinya sendiri untuk kesenangan. Hal ini perlu diantisipasi dengan memperhatikan gaya hidup anak. Ajari anak untuk selalu mengenakan pakaian yang bersih, makan teratur, tidak hujan-hujanan.
Banyak orang mengeluh bagaimana dunia ini tengah tidak baik-baik saja. Tapi, ada banyak hal yang bisa kita lakukan agar dunia lebih baik lagi. Salah satunya dengan membangun generasi masa depan yang menjalani hidup dengan bernafaskan empati.