Mendidik Anak di Era Gadget: Bisa Jadi Tantangan Sekaligus Kesempatan

14 April 2025 16:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendidik Anak di Era Gadget: Bisa Jadi Tantangan Sekaligus Kesempatan. Foto: zEdward_Indy/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Mendidik Anak di Era Gadget: Bisa Jadi Tantangan Sekaligus Kesempatan. Foto: zEdward_Indy/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pemerintah melalui berbagai gerakan berupaya mewujudkan Generasi Indonesia Emas 2045. Salah satu program yang sudah dibentuk adalah Gerakan 7 Kebiasaan Indonesia Hebat. Selain membuat berbagai inisiatif gerakan, kemajuan teknologi juga disebut-sebut menjadi faktor pendukung terwujudnya cita-cita ini.
ADVERTISEMENT
Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Minhajul Ngabidin, mengungkap kemajuan teknologi bagaikan pisau bermata dua. Meski sebagian besar memang memiliki manfaat, tapi di sisi lain menjadi tantangan untuk mengembangkan potensi anak.
"Tantangan apa untuk mengembangkan potensi anak-anak kita salah satu tantangan yang tampak sekarang adalah maraknya gadget," ujar Minhajul Ngabidin dalam acara Ajang Kompetisi Edukatif bersama DANCOW Indonesia Cerdas di GOR Seskoal Cipulir, Minggu (13/4).

Hubungan Kemajuan Teknologi dan Perilaku Anak

Kemajuan teknologi, kata Minhajul, bisa memengaruhi karakter dan perilaku anak. Ya Moms, akses yang mudah ke gadget akan berimbas pada beberapa hal, salah satunya bagaimana cara anak bergaul.
Acara Ajang Kompetisi Edukatif bersama DANCOW Indonesia Cerdas di GOR Seskoal Cipulir, Minggu (13/4/2025). Foto: Eka Nurjanah/kumparan
"Bagaimana bergaul dengan sesama teman menjadi berkurang, potensi untuk menyendiri semakin tinggi, aktivitas fisik berkurang. Jadi kita harus bisa mengondisikan ponsel yang menjadi tantangan itu menjadi peluang dan menjadi potensi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang bergerak dan hal itu bisa menimbulkan masalah kesehatan lain, seperti obesitas. Untuk meminimalisir potensi masalah ini, interaksi anak dengan gawai harus dibatasi, agar si kecil bisa tumbuh jadi pribadi yang sehat dan berprestasi.
Ilustrasi anak sekolah. Foto: Shutterstock
"Untuk anak-anak kita menjadi sehat dan berprestasi ini tidak cuma tanggung jawab dari guru PJOK, guru BK, atau sehat rohaninya dari guru agama. Tetapi tanggung jawab bersama seluruh guru. Baik guru IPA, guru matematika, guru bahasa semua punya tanggung jawab," imbuh Minhajul.
Minhajul menegaskan, semua guru memiliki tanggung jawab untuk menciptakan anak-anak yang sehat jasmani dan rohani, serta punya karakter yang baik.