Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Mendukbangga Luncurkan Gerakan Ayah Teladan di Hari Kartini, Simbol Kesetaraan
22 April 2025 18:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Menandai komitmen pemerintah dalam meningkatkan peran ayah di keluarga, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, melakukan peluncuran Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Senin (21/4/2025), di Gedung Islamic Center, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Kegiatan ini juga diselenggarakan tepat di Hari Kartini sebagai simbol kesetaraan, kemajuan perempuan, dan penguatan institusi keluarga di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) bagian dari emansipasi pria, ‘Kartini sudah berjuang pada zamannya seorang perempuan dalam konteks gender, mempunyai hak yang sama (laki-laki dan perempuan) kecuali melahirkan, menyusui dan hamil,” jelas Wihaji, dikutip dari rilis yang diterima kumparanMOM.
Ada Apa Saja di Program Gerakan Ayah Teladan Indonesia?
Wihaji juga memaparkan berbagai menu di program GATI yang Kemendukbangga/BKKBN siapkan, antara lain melalui pendekatan kegiatan layanan konseling melalui web Siapnikah dan Satyagatra, pendekatan berbasis komunitas untuk para penggiat dan komunitas melalui wadah konsorsium penggiat dan komunitas ayah teladan (KOMPAK TENAN), pendekatan melalui Desa/Kelurahan Ayah Teladan (DEKAT) di Kampung KB serta pendekatan melalui basis sekolah yakni Sekolah Bersama Ayah (SEBAYA). Hal ini bertujuan untuk membentuk budaya pengasuhan yang berimbang dan berkeadilan gender, tambahnya.
ADVERTISEMENT
"Pengasuhan anak yang efektif memerlukan partisipasi aktif kedua orang tua. Namun, statistik menunjukkan bahwa masih banyak anak di Indonesia tumbuh tanpa kehadiran ayah atau fatherless dalam hidup mereka. Berdasarkan data UNICEF 2021, sekitar 20,9% anak di Indonesia tidak memiliki figur ayah, baik karena perceraian, kematian, atau pekerjaan ayah yang mengharuskan mereka tinggal jauh dari keluarga," kata Wihaji.
Masih Banyak Anak di Indonesia yang Kehilangan Sosok Ayah
Survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun yang sama juga menunjukkan hanya 37,17% anak usia 0–5 tahun dibesarkan kedua orang tua secara bersamaan. Padahal peran ayah dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak, baik secara emosional, sosial, maupun kognitif.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam banyak kasus, peran ayah sering kali terabaikan atau dianggap sekadar sebagai pencari nafkah. Akibatnya, kata Wihaji, pengasuhan dan pendidikan anak lebih banyak dipikul ibu, sementara ayah cenderung kurang terlibat dalam kehidupan sehari-hari anak. Terutama dalam hal pengasuhan emosional dan pendampingan di masa remaja.
“Melalui GATI, kita ingin membangun kesadaran bahwa kehadiran ayah dalam proses tumbuh kembang anak dan pendampingan remaja sangatlah penting, hal ini menjadi kunci untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas yang akan melahirkan generasi-generasi yang berkarakter dan berkualitas," tambah Wihaji.
Program GATI ini diharapkan dapat mengatasi maraknya fenomena generasi stroberi, yakni generasi yang dikenal lemah, tidak tahan uji, hingga mudah hancur ketika dalam tekanan layaknya buah stroberi. Peranan ayah dalam pengasuhan akan membantu mewujudkan generasi berkarakter dan berkualitas yang siap menyongsong bonus demografi.
ADVERTISEMENT
Peluncuran GATI ini juga dikolaborasikan dengan pelayanan Vasektomi Serentak di 34 Provinsi seluruh Indonesia sebagai bentuk kampanye kesetaraan peran pria dalam perencanaan keluarga dan pengendalian kelahiran.