Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Atresia Ani, Kondisi Terlahir Tanpa Anus Seperti Dialami Bayi Marselino
17 November 2023 9:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bayi Marselino lahir pervaginam pada Rabu (18/10/2023) pukul 10.00 Wita dengan dibantu 2 orang bidan di Puskesmas Pembantu Desa Compang Cibal, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Beratnya 3 kg dan panjang 50 cm.
Saat itu belum disadari bahwa bayi Marselino tak memiliki anus. Setelah pulang dan terus-terusan menangis, Fransiska lantas memeriksa seluruh tubuh bayinya itu. Ia kemudian mendapati sang anak tak memiliki anus.
Singkat cerita, akhirnya Marselino dirujuk ke Rumah Sakit Ben Mboi Ruteng dan dilakukan operasi sementara. Ia dirawat di rumah sakit tersebut selama 1 bulan. Mestinya bayi Marselino menjalani operasi lanjutan. Namun karena terkendala biaya transportasi dan lain-lain, operasi masih belum bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
Heronimus berharap ada bantuan biaya dari pihak mana pun agar Marselino bisa segera dioperasi. Saat ini pihaknya telah mengurus BPJS dengan iuran per bulan Rp 70 ribu. Meski demikian, karena operasi dilakukan di luar daerah, ia membutuhkan dana lebih untuk transportasi, akomodasi, dan keperluan penting Marselinus yang tidak dicover BPJS.
Lantas, apa sebetulnya yang dialami oleh Marselinus?
Mengenal Atresia Ani, Kondisi Bayi Terlahir Tanpa Anus
Mengutip laman RSUP Sardjito, apa yang dialami bayi Marselino disebut atresia ani. Ternyata atresia ani tergolong cukup sering terjadi, ditemukan pada 1:5.000 kelahiran.
Menurut dr. Chandra Adi Purwadi, Sp. BA, atresia ani sudah terjadi sejak di dalam kandungan. Gangguan ini diakibatkan oleh gagalnya pembentukan calon saluran pembuangan sehingga saluran tidak terbentuk dan hanya tertutup oleh kulit. Atresia ani merupakan kelainan kongenital atau cacat lahir dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki.
ADVERTISEMENT
Jika mengalami atresia ani, dr. Chandra untuk segera mengoperasi bayi tersebut secepat mungkin sebelum 24 jam. Sebab normalnya, bayi yang baru saja lahir akan melakukan buang air besar (BAB) dalam 24 jam pertama setelah dilahirkan.
Jika tidak BAB, akan membuat perut bayi menjadi kembung dan membesar lalu disusul dengan gejala muntah. Hal ini akan menjadi lebih berbahaya bagi keselamatan bayi jika cairan muntah masuk ke dalam saluran pernafasan yang mengakibatkan bayi mengalami sesak nafas dan berujung pada kematian.
3 Jenis Atresia Ani
Atresia ani terbagi dalam 3 tipe, sesuai jaraknya dengan permukaan kulit. Yakni tipe pendek, sedang, dan tinggi.
Tipe pada atresia ani menentukan tahap pembedahan yang akan dilakukan setelah melakukan pemeriksaan laboratorium dan foto. Pada tipe atresia ani pendek dapat dilakukam pembedahan satu tahap jika kondisi bayi telah dinyatakan baik sehingga bayi akan langsung dibuatkan saluran pembuangan/anus.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk atresia ani tipe sedang dan tinggi diperlukan tiga tahap pembedahan. Pada tahap pertama bayi akan dibuatkan anus sementara di perut yang biasa disebut stoma. Setelah pembedahan pertama, dalam kurun tiga bulan akan segera dilakukan pembedahan kedua jika hasil evalusi menunjukkan hasil yang baik.
Pada pembedahan kedua ini akan dilakukan pembuatan anus untuk bayi. Apabila setelah pembedahan kedua tidak terjadi penyempitan pada anus yang sudah dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menutup stoma dan mengembalikan ke dalam perut bayi sebagaimana mestinya.
Perlu dipahami bahwa pembuatan stoma ini akan difungsikan untuk pengalihan saluran pembuangan sementara untuk mengeluarkan urine/feses. Pada umumnya, stoma akan dibuat di sebelah kiri perut bayi.
"Stoma bukanlah sebuah penyakit dan bersifat sementara sehingga harus dijaga kebersihannya dengan menggunakan air hangat atau NaCl bila sedang berada di rumah sakit," kata dr. Chandra.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya membersihkan stoma, namun kantung pembuangan juga harus diganti secara berkala. Jangan sampai kantung terlalu penuh atau bahkan sampai bocor. Sebab jika hal ini terjadi maka akan menimbulkan iritasi atau kemerah-merahan pada kulit bayi yang terbilang cukup sensitif.