Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Mengenal Craniosynostosis, Cacat Tulang Kepala pada Bayi Baru Lahir
4 Juni 2021 10:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Bayi baru lahir biasanya memiliki tengkorak yang masih lunak. Hal ini rupanya agar bayi mudah saat masuk ke jalan lahir ketika proses persalinan, Moms. Jadi jika kepala bayi Anda masih lunak, hal ini sangat normal, ya.
ADVERTISEMENT
Biasanya, titik lunak pada tengkorak bayi akan mengeras sepenuhnya saat ia berusia 18 bulan hingga 2 tahun. Karena, otak si kecil masih membutuhkan ruang untuk tumbuh. Lalu, bagaimana jika titik lunak pada tengkorak bayi menutup lebih cepat dari seharusnya?
Ya Moms, kondisi tersebut disebut craniosynostosis, di mana satu atau lebih sendi berserat di antara tulang tengkorak bayi Anda menutup sebelum waktunya dan sebelum otak si kecil terbentuk sepenuhnya. Walaupun sudah menutup lebih cepat, nyatanya pertumbuhan otaknya terus berlanjut dan bisa membuat tampilan kepala terlihat berbeda.
Lantas, bagaimana gejala dan penyebab penyakit tersebut? Cek penjelasan lengkapnya di sini, Moms.
Penjelasan Craniosynostosis, Cacat Tulang Kepala pada Bayi Baru Lahir
Craniosynostosis adalah cacat lahir di mana satu atau lebih jahitan (sutura) di tengkorak bayi menutup sebelum otak bayi terbentuk sempurna. Biasanya, jahitan ini tetap terbuka sampai bayi berusia sekitar 2 tahun dan kemudian menutup dengan tulang yang kokoh. Tulang yang tetap fleksibel memberi ruang pada otak bayi untuk tumbuh.
ADVERTISEMENT
Mengutip Healthline, ketika persendian menutup terlalu dini, otak mendorong tengkorak saat ia terus tumbuh. Ini membuat kepala bayi terlihat berbeda. Craniosynostosis juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan di otak, yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dan masalah belajar pada penderitanya.
Ada beberapa jenis craniosynostosis. Jenisnya didasarkan pada jahitan atau sutura mana yang terpengaruh dan penyebab masalahnya. Biasanya sekitar 80 hingga 90 persen kasus craniosynostosis hanya melibatkan satu jahitan.
Jenis craniosynostosis pertama yakni craniosynostosis nonsyndromic dan ini merupakan jenis yang paling umum, Moms. Dokter percaya craniosynostosis jenis ini disebabkan oleh faktor kombinasi gen dan faktor lingkungan. Kemudian yang kedua ada craniosynostosis sindromik, yang disebabkan oleh sindrom yang diturunkan, seperti sindrom apert, sindrom crouzon, dan sindrom pfeiffer.
ADVERTISEMENT
Craniosynostosis juga dapat dikategorikan berdasarkan jahitan yang terkena dampaknya, seperti craniosynostosis sagital, yang mempengaruhi jahitan sagital yang ada di bagian atas tengkorak. Saat kepala bayi tumbuh, ini menjadi panjang dan sempit.
Kemudian ada craniosynostosis coronal, jenis ini melibatkan jahitan coronal yang membentang dari setiap telinga ke bagian atas tengkorak bayi. Ini menyebabkan dahi tampak rata di satu sisi dan menonjol di sisi lain. Jika jahitan di kedua sisi kepala terkena (bicoronal craniosynostosis), kepala bayi akan lebih pendek dan lebar dari biasanya.
Selanjutnya adalah craniosynostosis metopic, jenis ini mempengaruhi jahitan metopic, yang membentang dari bagian atas kepala ke tengah dahi hingga pangkal hidung. Bayi dengan tipe ini akan memiliki kepala segitiga, punggung yang mengalir di dahi, dan mata yang terlalu berdekatan.
ADVERTISEMENT
Terakhir adalah craniosynostosis lambdoid, bentuk langka ini melibatkan jahitan lambdoid di bagian belakang kepala. Kepala bayi mungkin akan terlihat datar, dan satu sisi tampak miring. Jika kedua jahitan lambdoid terkena (bilambdoid craniosynostosis), tengkorak akan lebih lebar dari biasanya.
Gejala Craniosynostosis pada Bayi Baru Lahir
Ada beberapa gejala craniosynostosis yang perlu Anda ketahui, seperti bentuk tengkorak yang terdistorsi, rasa yang tidak biasa pada ubun-ubun atau titik lunak pada tengkorak bayi, hingga ubun-ubun menghilang terlalu cepat.
Kemudian seperti dikutip dari Medical News Today, pertumbuhan kepala bayi juga jadi lebih lambat dibandingkan tubuhnya. Kemudian, ada tonjolan keras terbentuk di sepanjang jahitan, tergantung pada jenis craniosynostosis.
Bayi baru lahir mungkin tidak memiliki gejala atau tanda, tetapi kondisinya bisa terlihat pada bulan-bulan awal kehidupannya. Sehingga, penting untuk mengukur kepala bayi Anda setiap bulan ke dokter anak atau bidan. Hal itu dilakukan untuk memantau pertumbuhan kepala bayi selama tahun pertama kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Penyebab Craniosynostosis
Moms, seringkali penyebab craniosynostosis tidak diketahui, tetapi terkadang terkait dengan kelainan genetik. Seperti craniosynostosis nonsyndromic, yakni jenis craniosynostosis paling umum. Jenis ini tidak diketahui penyebabnya, meskipun dianggap kombinasi gen dan faktor lingkungan.
Kemudian craniosynostosis sindromik yang biasanya disebabkan oleh sindrom genetik tertentu, seperti sindrom apert, sindrom pfeiffer, atau sindrom crouzon, yang dapat memengaruhi perkembangan tengkorak bayi. Sindrom ini biasanya juga mencakup ciri fisik dan masalah kesehatan lainnya.