Mengenal Dry Drowning dan Secondary Drowning pada Anak Serta Gejalanya

8 Oktober 2022 16:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tenggelam. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tenggelam. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Berenang jadi salah satu olahraga yang menyenangkan dan disukai oleh banyak anak. Momen bermain air ini bisa membuat si kecil betah berlama-lama di kolam renang atau pantai. Apalagi, berenang juga bermanfaat bagi tumbuh kembang dan meningkatkan kesehatan anak.
ADVERTISEMENT
Seperti kegiatan lainnya, orang tua pun tetap perlu mengawasi anak-anaknya yang sedang berenang. Tujuannya agar anak tetap aman dan terhindar dari berbagai risiko yang dapat membahayakan mereka, seperti misalnya tenggelam. Ya Moms, bermain di air bisa berisiko membuat seseorang tenggelam termasuk anak-anak. Selain itu, orang tua juga perlu mengetahui risiko bahaya lain seperti dry drowning dan secondary drowning. Apa maksudnya?

Apa Itu Dry Drowning dan Secondary Drowning yang Bisa Dialami Anak?

Dikutip dari Parents, dry drowning dan secondary drowning merupakan dampak dari cedera yang bisa dialami anak saat tenggelam di air. Singkatnya, anak yang pernah mengalami kejadian tenggelam dan selamat, dia masih berisiko mengalami komplikasi di kemudian hari akibat kejadian tersebut. Meski begitu, kedua kondisi ini berbeda ya, Moms.
Ilustrasi anak berenang. Foto: Shutterstock
Dry drowning adalah kondisi ketika seseorang kemasukan sedikit air melalui hidung atau mulutnya, hingga menyebabkan kejang yang membuat jalan napas menutup. Itu artinya, anak bisa mengalami gangguan pernapasan yang sangat berbahaya. Apalagi kondisi ini bisa membuat was-was, karena meski anak mungkin tampak baik-baik saja pada awalnya, namun gejala dry drowning ini dapat muncul dalam 24 jam ke depan setelah kejadian tenggelam.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, secondary drowning adalah kondisi ketika air masuk paru-paru lalu mengiritasi organ tersebut. Akibatnya, cairan menumpuk dan menyebabkan peradangan atau pembengkakan. Waspada karena anak bisa mengalami kesulitan bernapas secara langsung, dan bukan tak mungkin juga kondisinya dapat memburuk dalam waktu 24 jam ke depan.
Meski begitu, kasus anak yang mengalami dry drowning dan secondary drowning sangat jarang terjadi. Namun bukan berarti orang tua lengah! Para ayah dan ibu harus mengetahui tanda-tanda anak mengalami kondisi tersebut setelah mengalami tenggelam.

Kenali Gejala dan Tanda-tanda!

Ilustrasi anak bayi berenang. Foto: Shutterstock
Moms, bila bayi, balita, atau anak-anak mengalami tenggelam saat bermain di air dan berhasil diselamatkan, maka jangan langsung membiarkannya begitu saja. Waspadai beberapa gejala komplikasi seusai tenggelam pada anak, yaitu:
ADVERTISEMENT
Saat melihat anak mengalami gejala-gejala di atas seusai mengalami tenggelam di air, jangan menunda-nunda untuk membawanya ke dokter. Sehingga, si kecil bisa segera mendapatkan perawatan, dan perburukan kondisi dapat dicegah.

Cara Mencegah Anak Alami Dry Drowning yang Perlu Orang Tua Ketahui

Cara Mencegah Anak Alami Dry Drowning yang Perlu Orang Tua Ketahui. Foto: Shutterstock
Anda bisa meminimalkan kemungkinan anak mengalami dry drowning dengan melakukan berbagai pencegahan. Perlu dipahami, dry drowning bisa berakibat fatal apabila dialami oleh anak-anak di bawah usia 2 tahun. Untuk mencegah terjadinya tenggelam, maka cobalah untuk melakukan langkah-langkah berikut ini.
ADVERTISEMENT