Mengenal Ensefalopati Neonatus, Sindrom yang Pengaruhi Otak Bayi Baru Lahir

3 November 2022 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi baru lahir dirawat di NICU Foto: Akhmad Nazaruddin Lathif/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi baru lahir dirawat di NICU Foto: Akhmad Nazaruddin Lathif/ANTARA
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah kesehatan atau sindrom yang bisa dialami oleh bayi baru lahir adalah ensefalopati neonatus. Mengutip Riley Childrens, ensefalopati neonatus merupakan suatu sindrom yang dapat terjadi pada bayi baru lahir ketika fungsi neurologis atau sistem sarafnya terganggu. Penyebab yang paling sering adalah kekurangan oksigen pada bayi pada beberapa titik selama kehamilan atau saat dilahirkan.
ADVERTISEMENT
Lantas, seperti apa kondisi bayi baru lahir yang mengalami ensefalopati neonatus? Simak penjelasannya selengkapnya berikut ini, Moms.

Kondisi Bayi yang Mengalami Ensefalopati Neonatus

Ilustrasi bayi sakit. Foto: Simplylove/Shutterstock
Kekurangan oksigen pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan berbagai organ vital lainnya, seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati, hingga sistem pencernaan.
Bayi yang mengalami ensefalopati neonatus dan bisa bertahan hidup berisiko tinggi mengalami cedera otak permanen atau cerebral palsi. Meski begitu, pengobatan yang dilakukan secara rutin dapat meminimalkan risiko tersebut.
Dalam beberapa kasus, ensefalopati neonatal juga disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.
ADVERTISEMENT
Jika tidak ditangani dengan segera, bayi dengan ensefalopati neonatal dapat mengalami masalah pernapasan, refleks tertekan, kejang, dan tingkat kesadaran di bawah normal saat dilahirkan.

Perawatan Ensefalopati Neonatal pada Bayi Baru Lahir

Ilustrasi bayi dirawat di rumah sakit. Foto: Iryna Inshyna/Shutterstock
Setelah bayi lahir, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada si kecil. Jika ia menunjukkan tanda-tanda ensefalopati neonatal, bayi akan dipindahkan ke NICU untuk perawatan khusus. Biasanya, bayi akan ditangani oleh dokter spesialis neurologi.
Bayi dengan ensefalopati neonatal akan mendapatkan bantuan pernapasan melalui intubasi dan ventilasi mekanis. Cairan, elektrolit, dan obat-obatan diberikan secara intravena melalui infus. Dokter mungkin juga akan memasangkan kateter urine dan tes darah untuk memeriksa masalah kesehatan lain yang mungkin juga dialami si kecil, seperti masalah hati dan ginjal.
ADVERTISEMENT
Jika cairan dan ventilasi tidak cukup untuk mengembalikan fungsi neurologis bayi kembali normal, perawatan tambahan mungkin akan dilakukan, seperti hipotermia terapeutik dan pemantauan elektroencephalogram (EEG) selama 24 jam. Hipotermia terapeutik menggunakan selimut pendingin untuk membantu mengurangi peradangan di otak. Sementara EEG berfungsi untuk memantau frekuensi kejang pada si kecil.
Setelah ensefalopati neonatal di atas dengan perawatan khusus, bayi mungkin masih memiliki risiko mengalami masalah neurologis atau perkembangan. Dokter mungkin akan menyarankan agar tumbuh kembang bayi selalu dipantau oleh tim ahli multidisiplin, seperti terapis okupasi, terapis fisik, terapis wicara, dan ahli saraf pediatrik.