Mengenal Gentle Parenting, Pola Asuh yang Utamakan Rasa Empati pada Anak

26 Oktober 2020 15:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu dan anak balita PTR Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu dan anak balita PTR Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moms, apakah Anda kerap memberikan pujian saat anak berhasil mencapai sesuatu dan hukuman bila gagal atau salah? Cara pengasuhan ini memang banyak ditemui dan jadi pilihan sebagian orang tua. Tapi ternyata ada juga sebagian orang tua yang memilih tidak melakukan cara ini dan lebih membiarkan anak berpikir sendiri tentang perilakunya. Mereka memilih pola asuh yang dinamakan gentle parenting.
ADVERTISEMENT
Dilansir Sahabat Keluarga - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bagi penganut gentle parenting, memberi penghargaan atau hukuman hanya akan mendorong anak untuk melakukan sesuatu berdasarkan hal itu. Sehingga para orang tua ingin menanamkan kedisiplinan yang natural pada anak, tanpa diembel-embeli penghargaan, pujian, dan hukuman. Keduanya, dianggap bisa menghalangi anak mencoba hal baru.
Sarah Ockwell, psikolog dan penulis buku parenting asal Inggris dalam bukunya The Gentle Parenting Book: How to Raise Calmer, Happier Children from Birth to Seven menjelaskan, gentle parenting ini merupakan metode pengasuhan yang mengedepankan prinsip empati, saling menghargai, dan pengertian untuk membesarkan anak-anak yang lebih percaya diri dan bahagia.
Lantas seperti apa penerapan pengasuhan ini?
ibu dan anak Foto: Shutterstock

Penerapan Gentle Parenting

Gentle parenting bertujuan membentuk anak yang mudah berempati, pandai mengontrol diri, dan berperilaku tenang. Dalam gentle parenting, pola asuh yang diterapkan dengan berempati pada anak dan berusaha memahami alasan di balik perilaku mereka.
ADVERTISEMENT
Orang tua yang memiliki pandangan ini, bekerja sama dengan anak untuk mengubahnya secara positif dan menerima apa yang tidak bisa diubah. Gentle parenting juga mendidik anak dengan mengadakan kesepakatan dengan anak, bukan karena tuntutan atau aturan yang ditetapkan oleh orang tua.
Melalui metode ini, Anda bisa mengajarkan anak untuk melakukan hal-hal baik dengan menggunakan pendekatan positif dan kesabaran, bukan berpatokan dengan pujian, penghargaan atau rasa takut. Jadi si kecil tidak perlu takut akan dimarahi Anda atau berharap mendapat pujian karena melakukan sesuatu. Pola asuh ini juga sangat memikirkan perasaan anak lho, Moms.

3 Hal Utama yang Perlu Dilakukan Orang Tua

1.Empati

Anda yang membesarkan anak-anak dengan sikap empati dan selalu berusaha memahami perasaan anak-anaknya, akan lebih menghormati Anda sebagai orang tua. Untuk melakukan pola asuh ini, Anda diminta untuk mencoba memahami perasaan anak dan mencari tahu penyebab dari perilaku baik atau buruknya, bukan memarahi atau menghukumnya.
ADVERTISEMENT
Setelah penyebab di balik perilaku buruk diketahui, Anda akan lebih mudah untuk memadamkan akar permasalahan tersebut dan memberikan pengertian kepada anak-anak.

2.Saling Menghargai

Cobalah untuk menghormati perasaan anak, kepribadian uniknya, dan menghargai anak seperti halnya seorang dewasa. Dengan demikian anak pun akan belajar untuk menghormati dan menghargai orang tuanya.
ibu dan anak Foto: Shutterstock

3.Memahami

Dalam pola asuh ini, Anda diminta untuk memahami bahwa anak belum berkembang secara utuh sebagai manusia dan memahami bahwa anak belum mempunyai kemampuan mengontrol diri sendiri. Dengan pemikiran ini, Anda diharapkan mengubah ekspektasi terhadap anak, dan mengharuskan Anda untuk memahami perilaku Anda terhadap anak.
Meskipun terkesan bebas, sebenarnya, Ockwell menyarankan agar orang tua juga menetapkan batasan. Bedanya, batasan dalam gentle parenting tidak diatur oleh orang tua, tetapi melalui kesepakatan bersama antara orang tua dan anak.
ADVERTISEMENT
Bagaimana, Moms, tertarik ikut menerapkan metode ini pada anak?