Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Kernikterus, Komplikasi Penyakit Kuning pada Bayi Baru Lahir
5 November 2022 19:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Penyakit kuning atau jaundice merupakan salah satu penyakit yang umum dialami oleh bayi baru lahir . Mengutip Healthline, ada sekitar 60 persen bayi yang mengalami kondisi ini. Hal itu disebabkan oleh kemampuan tubuh mereka yang belum bisa mengeluarkan bilirubin sebagaimana mestinya.
ADVERTISEMENT
Apa itu Kernikterus?
Kernikterus merupakan komplikasi penyakit kuning pada bayi baru lahir. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan bilirubin yang ekstrem di otak, sehingga menyebabkan kerusakan di organ vital tersebut.
Ada dua jenis bilirubin di tubuh manusia, yaitu bilirubin tak terkonjugasi dan bilirubin tekonjugasi. Nah, yang memicu kernikterus pada bayi adalah bilirum tak terkonjugasi.
Jika bilirubin tak terkonjugasi tidak bisa diubah oleh organ hati, kadarnya akan meningkat dalam tubuh dan dapat keluar dari darah untuk menuju ke otak. Hal itulah yang membuat bilirubin tak terkonjugasi menumpuk di otak bayi, sehingga menimbulkan kernikterus.
ADVERTISEMENT
Penyebab dan Faktor Risiko Kernikterus pada Bayi Baru Lahir
Beberapa penyebab kernikterus pada bayi baru lahir yaitu sebagai berikut.
Sementara itu, faktor risiko yang menyebabkan bayi baru lahir mengalami kernikterus yaitu sebagai berikut.
Gejala Kernikterus pada Bayi Baru Lahir
Gejala awal kernikterus kurang lebih sama seperti penyakit kuning pada umumnya. Kulit dan area putih di mata bayi akan tampak kekuningan. Namun, gejala tersebut bisa bertambah parah dan berkembang menjadi kernikterus jika penyakit kuningnya tidak segera diatasi.
ADVERTISEMENT
Adapun gejala kernikterus pada bayi baru lahir yaitu sebagai berikut.
Komplikasi Kernikterus pada Bayi Baru Lahir
Saat gejala kernikterus muncul, bayi mungkin sudah mulai mengalami kerusakan otak. Untuk itu, bayi harus segara mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Jika tidak, kondisi tersebut bisa jadi menyebabkan komplikasi lainnya, yaitu sebagai berikut.
Jika bayi mengalami gejala tersebut, segera bawa si kecil ke dokter untuk segera mendapatkan perawatan intensif ya, Moms.
ADVERTISEMENT