Mengenal Mastitis, Gangguan Kesehatan yang Rentan Menyerang Ibu Menyusui

19 Oktober 2020 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi menyusui Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi menyusui Foto: Shutterstock
Menyusui jadi salah satu momen paling berharga bagi para ibu setelah si kecil lahir ke dunia. Selain memberikan nutrisi yang diperlukan anak di 1000 hari pertama kehidupannya, menyusui juga dapat mempererat bonding yang berdampak positif bagi kesehatan mental, baik bagi ibu maupun anak.
Tapi di sisi lain, ibu menyusui juga kerap dihantui dengan berbagai kendala di awal masa memberi ASI, mulai dari rasa gatal dan nyeri pada payudara yang membuat kita tak nyaman beraktivitas, puting lecet, hingga produksi ASI yang sedikit. Selain itu, ada juga satu gangguan yang rentan menyerang ibu yakni mastitis. Apa itu?
Dilansir Mayoclinic, mastitis merupakan infeksi pada jaringan payudara yang disebabkan oleh masuknya bakteri —seringkali dari mulut bayi—, ke dalam saluran susu melalui celah-celah sempit pada puting susu.
Kerap menyerang di awal masa menyusui, yakni satu hingga tiga bulan setelah melahirkan, infeksi ini biasanya ditandai dengan salah satu payudara yang mendadak terasa membengkak kemerahan, mudah kelelahan, bahkan demam tinggi disertai rasa menggigil.
Bila tidak segera ditangani, mastitis juga berpotensi menimbulkan infeksi kronis bahkan munculnya abses payudara menyerupai benjolan bisul yang nyeri. Produksi ASI pun bisa terhambat yang akhirnya akan mempengaruhi asupan nutrisi si kecil di usia keemasannya.
Namun jangan khawatir, sebab infeksi mastitis bisa dicegah dengan beberapa tindakan. Yang pertama adalah rutin membersihkan payudara dari sisa-sisa ASI usai menyusui. Bila ditemukan tanda-tanda pembengkakan, lakukan kompres pada payudara menggunakan kain hangat hingga rasa nyerinya reda.
Selanjutnya, usahakan untuk memberi ASI secara bergantian menggunakan payudara sebelah kiri dan kanan. Bila produksi ASI berlebih, Anda juga bisa memompanya agar tidak mengendap di payudara sekaligus merangsang lancarnya ASI.
Moms, selain beberapa kiat di atas, merangsang kelancaran ASI juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi suplemen tambahan, salah satunya Lactamor. Suplemen ini terdiri dari kombinasi 600 mg ekstrak biji fenugreek dan 100 mg biji daun katuk yang dapat membantu ibu meningkatkan dan memperlancar produksi air susu sehingga bisa tetap memberikan ASI eksklusif untuk si kecil.
Lactamor, suplemen dari kombinasi ekstrak biji fenugreek dan biji daun katuk yang dapat membantu ibu meningkatkan dan memperlancar produksi air susu. Foto: Dok. Lactamor
Ekstrak biji fenugreek berfungsi untuk merangsang produksi ASI karena kandungan phytoestrogen dan diosgenin yang ada di dalamnya. Sedangkan kandungan daun katuk yang telah lama dimanfaatkan oleh para ibu menyusui, mengandung senyawa sterol dan asam sekuistema untuk membantu memperbanyak produksi ASI. Bukan hanya itu, ekstrak daun katuk di Lactamor juga mengandung senyawa papaverin yang dapat merangsang pelebaran pembuluh darah di saluran air susu, sehingga ASI pun akan semakin lancar keluarnya.
Lactamor juga mengandung 20 mcg vitamin B12 yang berperan penting dalam pembentukan sel darah merah dan perkembangan jaringan saraf tubuh, Moms. Adanya vitamin ini sangat penting untuk meningkatkan produksi sel darah merah yang sangat dibutuhkan dalam proses menyusui.
Jadi tidak khawatir lagi asupan ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak terhambat kan, Moms? Selalu ikuti anjuran dokter dan pastikan mengonsumsi Lactamor saat ditemukan tanda-tanda penurunan produksi ASI yang drastis.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Lactamor