news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Missed Abortion, Kondisi Janin Meninggal Tanpa Gejala Keguguran

9 November 2022 9:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengenal Missed Abortion, Kondisi Janin Meninggal Tanpa Gejala Keguguran. Foto: Motortion Films/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Mengenal Missed Abortion, Kondisi Janin Meninggal Tanpa Gejala Keguguran. Foto: Motortion Films/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ibu hamil selalu menginginkan kehamilan berjalan sehat tanpa kendala apa pun. Namun ada kalanya, beberapa ibu hamil mengalami kondisi keguguran di awal kehamilan, yang terjadi ketika umur kandungan masih di bawah 20 minggu.
ADVERTISEMENT
Saat terjadi keguguran, umumnya wanita akan mengalami pendarahan, kram atau nyeri perut, tubuh lemas, sakit punggung, hingga berkurangnya gejala kehamilan. Namun, ada juga ibu yang tidak mengalami gejala-gejala tersebut atau yang disebut missed abortion (terkadang bisa disebut missed miscarriage atau silent miscarriage).
Ya Moms, keguguran tidak selalu disertai pendarahan. Diperkirakan 1-5 persen kasus kehamilan mengalami keguguran tanpa gejala ini. Dilansir laman Healthline, missed atau silent miscarriage adalah kondisi ketika janin berhenti berkembang, tetapi plasenta dan jaringan embrionya masih berada di dalam rahim.
Kondisi ini hampir tidak dapat dideteksi sampai ibu hamil melakukan pemeriksaan USG. Banyak juga wanita yang tidak merasakan gejala keguguran apa pun. Sehingga akhirnya menyalahkan diri sendiri atas keguguran yang dialami.
ADVERTISEMENT

Apa Penyebab Missed Abortion?

Penyebab terjadinya missed abortion. Foto: TORWAISTUDIO/Shutterstock
Menurut Dokter Kandungan Dr. Daniel Roshan dikutip dari Romper, 90 persen kasus keguguran disebabkan oleh masalah kromosom. Penyebab lainnya karena anomali struktural, termasuk masalah pada tulang belakang, jantung, hingga dinding perut janin yang tidak berkembang. Terkadang, keguguran juga bisa terjadi akibat masalah rahim seperti jaringan parut.
Nah Moms, ada beberapa kondisi yang membuat Anda lebih berisiko mengalami keguguran, seperti kelainan endokrin atau autoimun, hingga merokok berat. Trauma fisik saat awal kehamilan juga bisa menyebabkan missed abortion.
Meski gejala umum keguguran tidak dirasakan, tetapi ada beberapa gejala yang biasanya terjadi bila mengalami kondisi missed abortion, yaitu keputihan atau kecokelatan yang keluar dari vagina, serta berkurangnya gejala awal kehamilan seperti mual dan nyeri payudara. Jika mengalami kondisi tersebut, segera konsultasikan kepada dokter untuk dilakukan pemeriksaan ultrasound atau USG.
ADVERTISEMENT
Missed abortion baru bisa diketahui lewat pemeriksaan USG, terutama ketika dokter tidak bisa mendeteksi detak jantung janin. Namun bila usia kehamilan masih di bawah 10 minggu, dokter mungkin akan memantau tingkat hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotropin) dalam darah. Jika tingkat hCG tidak naik atau rendah, kemungkinan besar Anda mengalami keguguran.

Apakah Bisa Hamil Lagi Setelah Alami Keguguran Tanpa Gejala?

Ilustrasi Keguguran. Foto: Shutter Stock
Pemulihan pascakeguguran membutuhkan waktu bervariasi, Moms. Namun, rata-rata dalam kurun 3-6 minggu, Anda bisa kembali mengalami menstruasi. Meski begitu, jangan khawatir karena peluang untuk hamil kembali tetap ada setelah mengalami keguguran.
Apabila baru pertama kali mengalami keguguran, maka tingkat keguguran pada kehamilan selanjutnya berkisar 14-21 persen. Namun bila Anda memiliki riwayat keguguran berulang, termasuk missed abortion, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih mendalam terkait penyebab terjadinya kondisi tersebut. Mulai dari pemeriksaan hormon, tiroid, hingga genetik. Sehingga dokter akan memberikan pilihan pengobatan yang terbaik, agar Anda bisa menjalani kehamilan selanjutnya dengan sehat.
ADVERTISEMENT