Mengenal Penyakit Osteogenesis Imperfecta pada Anak Balita

16 April 2021 12:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi patah tulang pada anak balita Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi patah tulang pada anak balita Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap ibu, tentu ingin anak balita yang sedang dalam masa golden age, bisa aktif bergerak dan mengeksplorasi semua hal yang ada di sekitarnya. Mulai dari melompat, memanjat, berlarian, dan melakukan aktivitas fisik lainnya. Namun, beberapa anak dengan kondisi kelainan fisik, tidak bisa bergerak bebas karena dikhawatirkan akan membahayakan dirinya.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang mungkin dialami oleh anak balita dalam masa pertumbuhannya adalah Osteogenesis Imperfecta (OI). Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), OI merupakan penyakit genetik langka yang membuat tulang rapuh dan mudah patah. Anak yang lahir dengan kondisi OI biasanya akan mengidapnya seumur hidup dan berisiko tinggi mengalami patah tulang berulang kali, Moms.

Gejala Osteogenesis Imperfecta pada Anak Balita

Ilustrasi patah tulang pada anak balita Foto: Shutterstock
Tak hanya berisiko patah tulang berulang, anak dengan OI biasanya punya gejala lain, seperti warna klera (bagian putih dari mata) tampak berwarna kebiruan, mengalami gangguan pendengaran dan kesulitan berbicara, dan giginya tampak rapuh.
"90 persen anak yang mengidap kelainan ini disebabkan dari mutasi gen yang dialaminya saat dalam kandungan. Sementara 10 persennya lagi memang berasal dari orang tuanya yang juga mengidap OI. Artinya anak-anak yang mengalami kelainan ini, lebih banyak disebabkan karena gennya sendiri, jarang sekali penyakit ini dibawa dari kedua orang tuanya," kata Dokter Spesialis Anak, dr. Annang Giri Moelyo, Sp.A(K) dalam siaran langsung Instagram TV Ikatan Dokter Anak Indonesia, dengan topik 'Kewaspadaan akan Osteogenesis Imperfecta', beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT

Cara Deteksi Dini Penyakit Osteogenesis Imperfecta

Meskipun penyakit langka, tapi bukan berarti anak balita Anda benar-benar terbebas dari risiko penyakit ini, apalagi OI belum bisa disembuhkan. Oleh sebab itu, kita harus selalu waspada dengan cara mencegah dan mendeteksinya sedini mungkin, Moms. Adapun caranya sebagai berikut.
- Usahakan tidak memeluk atau membedong bayi baru lahir terlalu erat.
- Hindari aktivitas yang berisiko terjatuh atau terbentur dan membebani tulang anak secara berlebihan.
- Melakukan latihan fisik yang ringan seperti berenang untuk membentuk kekuatan otot, mobilitas dan meningkatkan kekuatan tulang.
- Cukupkan kebutuhan kalsium dan vitamin D anak agar tulangnya tumbuh dengan baik.
Dokter yang juga Konsultan Endokrinologi Anak ini juga menyarankan agar orang tua sebisa mungkin menjaga anak dari benturan-benturan yang menyebabkan patah tulang berulang.
ADVERTISEMENT
"Orang tua harus hati-hati menjaga anaknya karena rumah kan ramai ya sekarang. Jadi ketika anak bermain kemungkinan resiko terbentur. Selain itu, penuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D anak agar kesehatan tulangnya tetap terjaga," tutupnya.