Mengenal Refleks Babinski pada Bayi: Kapan Dianggap Normal dan yang Tidak

29 Februari 2020 9:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi refleks babinski pada bayi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi refleks babinski pada bayi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Perkembangan motorik bayi selalu diawali dengan beberapa refleks, salah satunya adalah refleks babinski. Apa maksudnya?
ADVERTISEMENT
Refleks babinski adalah refleks kaki yang terjadi secara alami pada bayi, Moms. Umumnya, refleks ini terjadi pada si kecil di usia 6 bulan hingga 2 tahun.
Menurut dr. Rita Andriyani, SpA, dokter spesialis anak yang praktik di RS Hermina, Bekasi, refleks babinski menjadi 'alat penting' yang digunakan dokter dan dokter spesialis anak, demi memastikan bahwa aktivitas otak, respons neurologis, dan aktivitas saraf dalam kondisi normal.
"Jadi refleks babinski sebenarnya refleks pada bayi yang termasuk refleks patologis. Babinski merupakan refleks yang penting pada tumbuh kembang anak" katanya, saat ditemui kumparanMOM beberapa waktu lalu.
bayi pakai topi Foto: Shutterstock
Untuk melakukan tes refleks babinski, biasanya dokter akan menggunakan sebuah reflex hammer saat menyentuh bagian telapak kaki bayi. Objek itu kemudian akan dieluskan dari bagian telapak kaki bawah hingga ke jari jempol kaki, sehingga anak akan merasakan sensasi seperti menggelitik.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa melakukan itu dengan cara melakukan menggores atau menggelitik kaki bayi bagian telapak kaki. Menggores biasanya kita dengan reflex hammer. Jika positif, akan terjadi reaksi berupa ekstensi ibu jari. Jadi ibu jarinya ekstensi (gerakan) kemudian disertai dengan melebarnya jari-jari yang lain," jelas dokter Rita.
Biasanya dokter akan mulai memeriksa refleks ini ketika bayi menginjak usia 6 bulan, dibarengi saat bayi kontrol bulanan untuk vaksin, Moms.
Ilustrasi rekleks babinski pada bayi. Foto: Shutterstock
Meski refleks ini adalah alami dan normal pada si kecil, rupanya kita juga perlu waspada sebab bisa menandakan tanda-tanda lainnya. Lebih lanjut dokter Rita menjelaskan, bila refleks ini tetap menetap hingga usia anak lebih dari 2 tahun, sangat diperlukan untuk konsultasikan ke dokter. Pasalnya kemungkinan besar ada masalah pada sistem sarafnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau refleks itu masih ada, berarti kemungkinan ada kelainan pada saraf pusat. Jadi memang refleks ini dilakukan untuk menilai kondisi saraf bayi. Segala sesuatu yang berhubungan dengan motorik dan semua-semuanya, bergantung pada saraf," tambahnya.
Mengutip dari Healthline, penyakit serius yang dikhawatirkan bila refleks babinski menetap hingga usia lebih dari 2 tahun di antaranya Celebral palsy, cedera otak, hingga autisme.
Maka dari itu, bila si kecil mengalami masalah refleks babinski di usia yang tidak semestinya, jangan tunda lagi untuk memeriksakan si kecil ke dokter. Dokter pun akan melakukan analisa dan pengamatan sehingga kelainan bisa segera ditangani.