Mengenal Waisak bersama Anak, Meski Tidak Merayakannya

29 Mei 2018 10:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perayaan Waisak di Lampung (Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan Waisak di Lampung (Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
ADVERTISEMENT
Anda mungkin tidak merayakan Waisak. Maklum, data sensus penduduk Badan Pusat Statistik terakhir (2010) mencatat pemeluk agama Buddha di Indonesia kurang dari 1% atau sekitar 1.7 juta jiwa. Sementara di dunia, pemeluk agama Buddha diperkirakan mencapai 500 juta hingga 1 miliar jiwa.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, tidak ada salahnya mengetahui lebih jauh tentang apa dan bagaimana peringatan Waisak. Ini dapat menambah wawasan Anda sekeluarga sekaligus membantu anak mendalami materi pelajaran di sekolah tentang keberagaman.
Tidak hanya itu, anak juga dapat belajar tentang budaya dan tradisi agama lain, sehingga dapat memahami perbedaan dan persamaan antara keluarganya dengan orang lain. Kemampuan ini akan menumbuhkan rasa empati dan toleransi, Moms.
Ilustrasi bunga teratai (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bunga teratai (Foto: Thinkstock)
Bagaimana caranya? kumparanMOM merangkum hal-hal yang dapat Anda pelajari bersama anak terkait Hari Raya Waisak bersama Romo Suherman Widjaja dari Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (MAGABUDHI) Tangerang Selatan:
Kenapa umat Buddha memperingati Waisak?
Waisak, adalah hari raya utama bagi umat Buddha karena di hari inilah mereka memperingati tiga peristiwa suci dalam kehidupan Guru Agung Buddha Gautama, atau disebut sebagai Trisuci Waisak. Tiga peristiwa ini terjadi tepat pada saat bulan purnama sidhi (purnama penuh sempurna) di bulan Waisak, pada tahun yang berbeda-beda sebelum masehi (SM).
ADVERTISEMENT
Peristiwa suci pertama, adalah lahirnya bayi Siddharta calon Buddha pada tahun 623 SM di Kapilavasthu, Nepal. Bayi Siddharta dilahirkan memiliki 32 tanda dari seorang Mahapurisa yang artinya "orang besar” dan kemudian hari menjadi Buddha dan dikenal dengan Buddha Gautama.
Diceritakan bahwa langit menjadi sangat cerah dan jernih, bunga-bunga bermekaran dan burung-burung bernyanyi, para naga muncul di angkasa menyemprotkan dua aliran air yang murni (yakni air panas dan air dingin), yang dengan lembut memandikan bayi kecil tersebut.
Peristiwa suci kedua, adalah peristiwa pertapa Siddharta Gautama mencapai Pencerahan atau Penerangan Sempurna menjadi Buddha, yaitu pada tahun 588 SM di Bodhgaya, India. Pencapaian (tingkat kebudhaan) ini, adalah hasil dari perjuangan Beliau melalui pelatihan diri yang luar biasa dengan meditasi yang khusyuk sehingga berhasil menembus 4 Kesunyataan atau Kebenaran Mulia dengan jelas dan terang.
ADVERTISEMENT
Peristiwa suci ketiga adalah wafatnya Buddha Gautama pada tahun 543 SM di usia 80 tahun di Kusinara, India. Beliau wafat (parinibbana), dengan meninggalkan pesan agar para siswa-Nya memandang ajaran Beliau sebagai guru mereka.
Buddha (Foto: Walkerssk)
zoom-in-whitePerbesar
Buddha (Foto: Walkerssk)
Kenapa Waisak jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahun?
Ketiga peristiwa Trisuci Waisak terjadi pada bulan Vesakha pada kalender Buddha yang dipercaya dapat memperhitungkan gerakan bulan dan gerakan matahari sekaligus.
Karena perhitungannya kalendernya berbeda dengan perhitungan kalender masehi maka hari Waisak berbeda-beda setiap tahun jika dibandingkan penanggalan masehi. Tapi akurasinya tampak dari setiap hari Waisak yang biasanya jatuh pada bulan Mei atau awal Juni pasti akan bulan purnama, dan saat detik Waisak itu pasti bulan purnama penuh.
ADVERTISEMENT
Tahun ini Waisak akan diperingati pada 29 Mei 2018 dan merupakan hari Waisak 2562 Buddhist Era (BE). Perhitungan kalender Buddha ini dimulai dalam sejarah sejak wafatnya Sang Buddha. Tahun 1 BE (Buddhist Era) adalah pada tahun 544 SM. Apabila kita menghitungnya maka tahun 2018 merupakan tahun 2562 BE.
Perhitungan kalender ini dapat jadi kesempatan Anda untuk menjelaskan pada anak tentang berbagai perhitungan kalender yang ada di dunia, Moms. Seperti kalendernnBCE yang merupakan singkatan dari Before Christ Era atau SM (Sebelum Masehi), kalender Islam dikenal singkatan H yang merupakan singkatan dari Hijriah dan lainnya.
Rupang Buddha dibersihkan. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rupang Buddha dibersihkan. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Bagaimana Waisak diperingati?
Sebenarnya esensi dari Trisuci Waisak bagi umat Buddha adalah memperingati hari penting tentang ajaran yang agung dari Buddha. Namun kini, Waisak juga diwarnai dengan perayaaan melalui berbagai kegiatan yang penuh sukacita. Biasanya berupa tari-tarian dan menyanyikan lagu Buddhis yang syairnya berupa kutipan ajaran Buddha Dharma.
ADVERTISEMENT
Aktivitas lain yang juga kerap mengisi hari Waisak adalah berbagai kegiatan sosial atau berbuat kebajikan dengan membantu orang lain.
Ada juga sekte Buddhis yang mengisi hari Waisak dengan ritual memandikan rupang Buddha. Ritual ini terinspirasi dari fenomena kelahiran bayi Siddharta. "Walaupun ini sebenarnya tidak tepat, karena bayi Siddharta atau bayi calon Buddha belum menjadi Buddha," ujar Suherman yang juga merupakan dosen Ilmu Manajemen di beberapa perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Waisak di kompleks Percandian Muaro Jambi, Jambi (Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
zoom-in-whitePerbesar
Waisak di kompleks Percandian Muaro Jambi, Jambi (Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Apakah anak-anak ikut memperingatinya juga?
Tentu saja! Ada banyak kegiatan yang dapat melibatkan anak dalam peringatan hari Waisak. Misalnya berbagai lomba khas anak-anak, menggambar, mewarnai, mendengarkan cerita, menghias atau menyalakan lampion, hingga pemakaian atribut-atribut Buddhis.
Di mana dapat melihat peringatan Waisak?
ADVERTISEMENT
Rangkaian peringatan Waisak dilakukan di mana-mana. Tapi ada beberapa tempat di Indonesia di mana rangkaian peringatan ini dilakukan secara besar-besaran dan ritual peribadatannya dapat disaksikan oleh masyarakat luas.
Antara lain di Temanggung, Grobogan, Candi Mendut dan di Candi Borobudur, Jawa Tengah. Di Candi Borobudur, pada akhir ritual, biasanya umat Buddha akan melepas lentera atau lampion ke udara sebagai tanda harapan akan cahaya kedamaian yang menyinari dunia.
Waisak di Candi Borobudur. (Foto: Flickr / AlGraChe)
zoom-in-whitePerbesar
Waisak di Candi Borobudur. (Foto: Flickr / AlGraChe)
Tidak heran kalau rangkaian peringatan ini biasanya jadi acara yang juga dinanti-nanti oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Kalau Anda termasuk yang ingin menyaksikannya, pastikan Anda mematuhi aturan dan tetap menjaga kekhusyukan peribadatan mereka ya, Moms.
Ingin mengajak si kecil ikut serta menyaksikannya? Pastikan Anda sudah memberitahu anak bahwa ia perlu tetap menjaga sikap dan menghormati umat yang tengah beribadah meski ia melihatnya seperti sebuah festival yang meriah.
ADVERTISEMENT
Apa yang biasanya diucapkan pada hari Waisak?
Tidak ada kalimat khusus yang digunakan untuk mengucapkan selamat di hari Waisak, karena sesungguhnya Waisak adalah pengingat bagi umat Buddha untuk terus menjaga ajaran Buddha Dharma.
Umat Buddha sendiri, biasanya mengucapkan syair berikut pada peringatan Waisak:
Atthana Rakkhati, Saranam Dhammam, Annanam Saranam, Dhammam Lokhiya Rakhati. Artinya: Tiada Perlindungan yang Aman di Dunia ini, Kecuali Dhamma yang Dipraktekkan dengan Ketulusan Hati.
Setelah itu, mengucapkan: Selamat Memperingati Hari Raya Waisak, Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata (semoga semua mahluk berbahagia). Sadhu, sadhu, sadhu.