Mengenang Iqbal Masih, Aktivis Gerakan Anti-Perbudakan Anak di Pakistan

12 Mei 2021 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Iqbal Masih, aktivis gerakan anti-perbudakan anak di Pakistan. Dok: World's Children Prize
zoom-in-whitePerbesar
Iqbal Masih, aktivis gerakan anti-perbudakan anak di Pakistan. Dok: World's Children Prize
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap anak berhak mendapat kasih sayang dan perlakuan yang baik untuk mendukung tumbuh kembangnya. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi anak laki-laki asal Pakistan bernama Iqbal Masih. Di usianya yang masih balita, ia sudah harus bekerja di perusahaan penenun karpet.
ADVERTISEMENT
Seperti diceritakan World’s Children’s Prize, Iqbal masih berusia 4 tahun saat dipekerjakan paksa oleh orang tuanya untuk membayar utang keluarga. Layaknya orang dewasa, Iqbal dan ribuan anak lainnya harus bekerja di depan mesin tenun selama 14 jam per harinya selama 6 hari dalam seminggu.
Untuk menjaga Iqbal dan anak-anak lainnya tidak kabur, sang pemilik perusahaan selalu mengikat mereka ke mana pun mereka pergi. Iqbal kecil yang tak punya pilihan pun akhirnya terus bekerja hingga ia menginjak usia 10 tahun.

Iqbal Masih Mulai Ambil Risiko untuk Menentang Perbudakan Anak

Iqbal Masih. Dok: Wikimedia Commons
Di usia tersebut, Iqbal mulai menemui titik terang. Pengadilan Pakistan menyatakan bahwa perdagangan anak adalah hal yang ilegal. Meski begitu, Iqbal nyatanya tetap dipekerjakan layaknya budak dan mendapatkan bayaran yang sangat murah. Ya Moms, Iqbal pun akhirnya mantap untuk melarikan diri dari perdagangan manusia dan perbudakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengajak beberapa anak lainnya untuk menyusun strategi agar bisa keluar dari sana. Mereka menyusuri jalan panjang di tengah malam untuk langsung menuju ke kantor polisi terdekat. Ya, mereka berharap akan mendapatkan perlindungan di sana. Namun sayang, laporannya ke polisi justru menjadi bumerang. Kepolisian setempat malah mengembalikan anak-anak malang itu ke majikan karpet yang keji.
Akibat dari usahanya melarikan diri, majikan karpet pun memberikan hukuman yang sangat kejam kepada Iqbal. Mereka sengaja membiarkan Iqbal kelaparan selama berhari-hari dan terus memukulinya hingga tak berdaya. Namun, pengalaman pahit itu rupanya tidak membuat Iqbal jera.
Dua tahun kemudian, Iqbal kembali merencanakan pelarian yang lebih besar untuk bebas dari perbudakan itu. Iqbal dan teman-temannya menyusun rencana dengan lebih hati-hati. Mereka kabur menuju Brick Layer Union dan bertemu dengan seorang aktivis dari Front Pembebasan Buruh Pakistan (BLLF) bernama, Ehsaan Ullah Khan yang akhirnya membantu mereka.
ADVERTISEMENT
Akibat dari pelariannya itu, akhirnya Iqbal yang kala itu berusia 12 tahun berhasil membebaskan 3000 anak lainnya yang menjadi korban perdagangan manusia dan perbudakan di perusahaan karpet tempatnya bekerja. Setelah itu, Iqbal diberikan beasiswa untuk sekolah oleh BLLF dan juga diberikan perawatan untuk menyembuhkan traumanya.
Kisah heroik Iqbal pun tersebar ke seluruh dunia dan membuatnya sering dipanggil untuk memberikan pidato dan memberikan motivasi kepada anak-anak lainnya di berbagai negara. Dalam beberapa kesempatan saat berpidato, Iqbal seringkali meminta kepada elite Pakistan agar membantunya mengembalikan masa kecil anak-anak yang hilang akibat perbudakan.
Setelah bebas dan terkenal, jiwa sosial Iqbal semakin berkembang dan ia bertekad untuk menghilangkan sistem perbudakan. Ia bahkan bercita-cita untuk menjadi seorang pengacara agar bisa membebaskan para budak. Meski begitu, hidupnya tak pernah sekalipun tenang, karena Iqbal selalu mendapatkan teror dan ancaman dari pihak-pihak yang menginginkan pekerja dengan upah kecil.
ADVERTISEMENT
Pada perayaan Paskah 16 April 1995, Iqbal sengaja berkunjung ke tanah kelahirannya di Muridke bersama keluarganya. Tiba-tiba, sebuah tembakan melesat mengenai tubuh mungil Iqbal. Ya, pahlawan anti-perbudakan itu ditembak mati oleh Muhammad Ashraf, seorang pecandu heroin.
Kematian Iqbal pun menjadi awal kemarahan dunia kepada Pakistan. Akhirnya, Pakistan pun sadar dan ikut memerangi perbudakan anak. Perjuangan Iqbal menjadikannya ikon gerakan anti-perbudakan anak di dunia.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis
****
Saksikan video menarik di bawah ini: