Menkes Kaget Banyak Anak Kena Diabetes, Siapkan Skrining untuk Deteksi Dini

26 November 2024 14:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.  Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkejut dengan banyaknya kasus anak-anak menderita diabetes di Indonesia. Ia pun mendorong adanya deteksi dini dan penanganan diabetes untuk kelompok anak-anak sedini mungkin.
ADVERTISEMENT
Khususnya pada diabetes tipe 1 yang sudah bisa diidap anak sejak kecil, karena peningkatan kasusnya terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia.
"Saya juga kaget bahwa ternyata, banyak anak di dunia dan juga di Indonesia yang terkena diabetes sejak kecil, istilahnya diabetes tipe 1. Diabetes tipe 1 ini jika tidak dirawat dengan cepat, bisa meninggal dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun," ungkap Budi Gunadi seperti dikutip dari laman Kemenkes RI, Selasa (26/11).
Diabetes tipe 1 adalah kondisi sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang dan merusak sel beta pada pankreas, sehingga tidak dapat memproduksi cukup insulin. Hormon insulin sendiri berfungsi untuk mengendalikan kadar gula di dalam tubuh. Umumnya, diabetes tipe 1 sudah bisa dialami dari usia anak-anak hingga remaja.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi persoalan ini, Budi Gunadi pun berencana memasukkan skrining diabetes untuk kelompok anak-anak, pada program skrining kesehatan gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk masyarakat Indonesia.
"Kebetulan kan Pak Prabowo akan launching Skrining Kesehatan untuk masyarakat di Indonesia. Nah, saya sudah putuskan memasukkan skrining diabetes ini untuk kelompok anak-anak, supaya ketahuan lebih dini. Dengan begitu, kita bisa lakukan pengobatannya segera mungkin," ucap Budi Gunadi.
Budi Gunadi juga mengapresiasi diresmikannya integrasi fitur Diari Diabetes Digital (3D) dari aplikasi PrimaKu yang dikembangkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama stakeholder terkait. Ia berharap integrasi ini dapat menjadi upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi anak-anak penderita diabetes di Indonesia.
"Masalah kita itu, teridentifikasinya enggak rapi dan gak bagus. Walaupun ada, enggak masuk ke sistem jadi kita enggak bisa follow up dan enggak tahu berapa banyak. Nah, kebetulan, teman-teman dari IDAI sudah bikin aplikasi PrimaKu di mana ada sekitar 170.000 pengukuran dari 883.000 pasien," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, IDAI pada tahun 2022 merilis prevalensi diabetes pada anak yang meningkat 70 kali lipat jika dibandingkan tahun 2010. Dalam catatan IDAI, prevalensi kasus diabetes pada anak sebesar 2 per 100.000 anak.